Mohon tunggu...
Dwinandha
Dwinandha Mohon Tunggu... Property Consultant -

Menjalani hidup sepenuh hidup My website : https://www.xinfczd.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Belajar Merangkak untuk Melompat, Tidak Ada yang Instan di Dunia Ini

31 Maret 2018   20:32 Diperbarui: 31 Maret 2018   20:34 1177
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dunia ini, semua perlu proses. Bahkan untuk hal yang paling sederhana sekalipun. Jatuh bangun dan sukses gagal kerap mewarnai kehidupan ini. Ada orang yang berjalan dan berproses di hidup masing-masing.

Proses, kali ini saya akan sedikit membahas tentang ini. Tidak banyak orang yang bisa melalui filter yang sangat ketat ini. Bahkan saya sebagai seorang blogger dalam prosesnya sering mengalami jatuh bangun. Sejak pertama kali online tahun 2014 silam, blog saya sering gonta ganti domain dan terkadang tidak bisa diakses. Pada awal tahun 2017 hingga 2018 saja blog saya mati karena domain yang tidak saya perpanjang.

Belajar merangkak untuk melompat, mungkin anda sudah pernah mendengan kalimat ini. Apa yang dimaksud dari belajar merangkak untuk melompat? Sebelum kita masuk ke inti pembahasan artikel ini, mari kita bahas dulu beberapa contoh sulitnya melalui proses dan hasil yang didapatkan.

Saya ambil contoh kasus First Travel. Tentunya anda akan tahu siapa pemilik First Travel ini. Kabarnya, karena kerap dikatai miskin dan tidak punya apa-apa, mereka pun berusaha agar dapat dipandang masyarakat. Salah satunya mereka berproses untuk mendirikan suatu agensi haji dan umroh terpercaya. Namun, apa yang terjadi?

Padahal, First Travel sudah beroperasi sejak lama. Kabarnya juga sudah menghabiskan dana untuk endorsement dan Syahrini adalah salah satunya. First Travel sepertinya terlihat sukses dan mampu mengangkat derajat kedua pemiliknya.

Namun, apa yang terjadi? Karena ambisi dan mau melompati proses, maka kedua pemilik First Travel ini salah jalan dan akhirnya malah terperosok ke jurang yang lebih dalam lagi. Yaitu terjerat kasus penipuan. Bayangkan berapa banyak orang yang cita-citanya untuk dapat pergi ke tanah suci dan mengamalkan ibadah haji, kandas seketika. Memang kedua pemilik First Travel ini menikmati hasil mereka, tapi karena tidak mau melewati proses dengan membangun dan merintis bisnis travel yang terpercaya dan kompeten malah mereka memilih untuk menipu masyarakat awam, dan akhirnya malah dosa besar-lah yang mereka lakukan.

Itu hanya sebagian kecil contoh dari berbagai kejadian yang ada di dunia ini. Saya juga akan mengambil contoh dari pekerjaan saya saja, saya sering menemui klien yang tidak mau melewati proses dan maunya instan. Bayangkan saja, mereka ingin mencari properti dengan harga yang sangat murah, lokasi strategis, siap huni, developer terpercaya, dan tentunya proyeksi kenaikan harga yang sangat tinggi. Tentu saja ini sangat tidak mungkin.


Proses itu penting

Padahal sebagai investor properti tentu saja perlu melakukan spekulasi antara untung dan rugi. Memang tidak sedikit investor properti yang terjebak dan terjerumus ke proyek yang salah, namun ini tidak menjadi alasan bagi mereka yang mau berproses untuk menjadi orang yang idealis. Percayalah, sangat sedikit hal ideal yang ada di dunia ini, atau bahkan hampir tidak ada. Bahkan persamaan gas ideal saja hanya ada di teori dan rumus, tidak ada di dunia secara real.

Belajar merangkak untuk melompat. Artinya dalam proses anda harus memulai dari awal terlebih dahulu dan merasakan susah dan sakit di proses itu. Bayi yang belajar merangkak, berjalan, berlari, dan akhirnya bisa melompat pasti sudah pernah ratusan kali jatuh dan terbentur. Inilah gambaran sulitnya berproses dari hal yang kecil.

Mungkin anda juga sering mendengar kalau naik ke lantai 10 tidak bisa langsung loncat dari lantai atu, kecuali anda adalah superhero. Bahkan menggunakan lift saja harus menunggu terlebih dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun