Mohon tunggu...
Fedi Haikal
Fedi Haikal Mohon Tunggu... Mahasiswa - Public Relations Undergraduated Student

Interested in Public Speaking and Digital Marketing

Selanjutnya

Tutup

Diary

Dia Ibuku, Dia Luar Biasa, Nurnajmi

3 November 2021   10:00 Diperbarui: 3 November 2021   10:02 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Banyak cerita hebat yang telah ia lalui. Wanita berkulit gelap yang datang dari wilayah tengah Indonesia, Nusa Tenggara Barat. Lahir dalam keluarga yang penuh dengan kesederhanaan. "Nurnajmi", begitulah mereka memanggilnya. Wanita ini memang terlahir dengan jiwa yang tangguh. Sebab, Tuhan tahu bahwa ia akan melewati perjalanan hidup yang tidak akan sanggup untuk dilewati oleh sebagian besar manusia" Begitulah ujar sang anak yang kerap disapa "Acho" yang tengah bercerita tentang sosok wanita yang ia anggap ialah sosok yang  paling menginspirasi dirinya selama ini.

Ia mengatakan bahwa saat ini, wanita yang kerap disapa "Nur" ini telah hidup bahagia bersama dengan suami dan keempat anaknya. Berkat ibadah dan perbuatan baik yang ia lakukan. Sekarang, Nur sudah berada di puncak di mana ia tidak perlu lagi bersusah-susah payah untuk memungut sisa-sisa buah kelapa sawit yang berjatuhan di tanah Malaysia yang bahkan saat ini justru bisa berbagi ceritanya kepada orang-orang di luar sana.

Dengan bangga Acho menceritakan sosok "Nur" ini kepada orang-orang di luar sana dan mengatakan "Ini adalah orang hebat pertama yang aku temui dalam kehidupan yang nyata bukan dari layar televisi atau bahkan tulisan palsu yang tercetak di atas lembaran kertas". Acho mengaku bahwa ia sangat mengenal sosok wanita yang tengah ia ceritakan. 

Kata demi kata mulai ia keluarkan untuk menceritakan sosok wanita ini. Acho mengakui bahwa sosok Nur terlihat keras dan tegas di hadapan banyak orang namun tidak baginya. Terdengar seakan dia adalah orang yang sangat dekat dengan sosok wanita yang sangat menginspirasinya ini. Bagaimana tidak, sosok yang ia ceritakan ini tidak lain adalah merupakan ibu kandungnya sendiri. Wanita yang ia sebut sebagai sosok yang kuat ini ternyata adalah orang yang kerap ia panggil sebagai "Mama".

"Kabar bahagia menyelimuti diri Nur ditahun terakhir ia duduk dibangku sekolah menengah atas. Pasalnya, ia mendapatkan beasiswa pendidikan gratis di bidang yang sangat diinginkan. Namun, disisi lain meskipun ia mendapat beasiswa masih ada biaya lain yang harus dipenuhi seperti biaya transportasi dan biaya kehidupan lainnya. 

Hal yang membuat Nur gagal mendapatkan beasiswa tersebut sebab orang tua Nur atau lebih tepat lagi adalah merupakan ibu kandungnya tidak setuju bahwa Nur harus melanjutkan pendidikannya ke perguruan tinggi dengan beasiswa tersebut. Ibu kandung dari Nur sendirilah yang tidak menyetujui hal tersebut malah meminta Nur untuk mengikuti kursus yang pada saat itu." ungkap Acho menceritakan awal mula perjalanan hebat ibunya yang pada saat itu masih merupakan anak gadis. 

 

Semakin lama semakin banyak cerita yang Acho ungkapkan terkait perjalanan hidup ibunya. Dalam ceritanya ia menyampaikan bahwa penolakan dari neneknya (Orang Tua Nur) terhadap beasiswa itulah yang membuat mamanya memiliki keinginan untuk tidak memilih keduanya baik kursus menjahit maupun beasiswa pendidikan di perguruan tinggi.

"Mama lebih memilih untuk merantau ke tanah Malaysia dan memulai hidup yang lebih mandiri agar bisa menentukan pilihan hidupnya sendiri ke depannya. Sebab, apa yang ia inginkan ternyata tidak sejalan dengan yang orang tuanya pikirkan." ujar Acho.

 Cerita pun terus berlanjut......

Dari sinilah perjalanan hidup dan cerita-cerita hebat lainnya dari sosok Nur atau lebih tepatnya orang tua Acho ini mulai bermunculan. Pengalaman-pengalaman hidupnya semakin beragam dan penuh dengan tantangan. Bisa dibayangkan betapa sulitnya seorang gadis bertahan hidup di tanah perantauan, Malaysia. Sebab dari tidak terpenuhinya keinginan untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi dan niat ingin hidup lebih mandiri tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun