Semua Perempuan Cantik dengan Keunikannya, Love Yourself!

Setiap manusia memiliki keunikan dalam dirinya masing-masing, termasuk juga secara fisik. Khusus bagi Perempuan, semua cantik menurut keunikan yang ada dalam dirinya. 

Bagaimana tidak, kita ada di dunia ini dengan berbagai keragaman dari suku dan ras yang sangat banyak sehingga terdapat banyak perbedaan. Namun perlu diketahui bahwa semua perempuan cantik. 

Kecantikan memang tidak ada standarisasi yang mengaturnya, "Standar Kecantikan Global" sekalipun, yang sebenarnya adalah hasil dari pandangan-pandangan dunia bahkan dalam kurun beberapa waktu diadakannya ajang kecantikan ini memiliki berbagai mancam perubahan-perubahan.  

Berbicara mengenai keunikan dan kecanntikan yang dimiliki tiap perempuan, salah satunya adalah face freckles atau bitnik-bintik hitam pada wajah biasanya di bagian kedua pipi. 

Freckles adalah bintik-bintik genetic alami yang disebabkan oleh kerusakan pada kulit akibat paparan sinar matahari, biasanya terjadi pada orang berkulit putih dan memiliki pigmen kulit yang buruk (Cahyadi & Adji, 2019). 

Sebenarnya tidak ada masalah besar dan kaitan antara permasalah kulit dengan kecantikan, namun dengan pengaruh media diiringi perkembangan teknologi komunikasi memunculkan pandangan dan paham pribadi yang kemudian dijadikan sebagai sebuah standard atau acuan; inilah terjadinya rekonstruksi media.

Menakjubkannya, bintik-bintik hitam tersebut kini menjadi sebuah trend di kalangan beauty Indonesia bahkan dunia. Bintik-bintik yang dulunya dianggap cacat, kini telah menjadi tren bahkan masuk sebagai nominasi standard kecantikan global. 

Hal ini tentunya menjadi sebuah kebanggaan bagi mereka yang selama ini menganggap bahwa dengan memiliki freckles maka dirinya tak sempurna dan tidak cantik. 

Banyak yang berlomba-lomba untuk mempunyai bintik-bintik hitam dengan melakukan berbagai cara diantaranya memutuskan untuk menggambarnya seperti yang dilakukan oleh Selena Gomez dalam video musicnya (Adjie, 2019). 

Normalisasi freckles sebagai bagian dari standar kecantikan tentunya tidak lepas dari peran orang-orang maupun tokoh masyarakat birasial yang memperjuangkannya melalui media digital sehingga lebih mudah diterima dengan cepat dan mempengaruhi seluruh perempuan dan masyarakat di dunia. 

Meskipun demikian, di sisi lain beberapa tokoh dan semua orang masih menganggap bahwa standar kecantikan masih mengikuti kecantikan eurosentris yakni putih (Gandy, 2020).

Standarisasi mengenai kecantikan dan apapun yang berkaitan dengan fisik manusia perlu diketahui hanyalah sebuah opini dan hasil rekonstruksi media. 

Sikap mencintai diri sendiri adalah bentuk syukur kepada Tuhan Sang Pencipta sekaligus secara tidak sadar akan menumbuhkan rasa percaya diri. Khusus bagi semua perempuan di dunia, rasa percaya diri akan mengeluarkan aura kecantikan yang sesungguhnya!