Mohon tunggu...
Feddy Wanditya Setiawan
Feddy Wanditya Setiawan Mohon Tunggu... Lecturer, Strategic Researcher

Sharing stories and ideas on the humanities, economics, politics, technology, sports, and more

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Anak Kelewat Nakal: Solusi Barak Militer, Sekolah Berasrama, atau Pendekatan Psikologis?

14 Mei 2025   19:40 Diperbarui: 18 Mei 2025   01:26 42
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tiga Jalan untuk Anak Bermasalah: Barak, Asrama, atau Terapi? [i. prompt kuratorial AI by Feddy WS, 2025]

Ketika Anak "Nakal" Menjadi Krisis Sosial

Fenomena anak yang dianggap "kelewat nakal"-terlibat dalam tawuran, geng motor, hingga perilaku antisosial-telah memicu berbagai respons dari masyarakat dan pemerintah.  

Di Indonesia, beberapa daerah mencoba mengatasi masalah ini dengan mengirim anak-anak tersebut ke barak militer untuk mendapatkan pelatihan disiplin ala tentara. 

Namun, pendekatan ini menuai kontroversi dan menimbulkan pertanyaan: Apakah barak militer solusi yang tepat? Atau adakah alternatif lain seperti sekolah berasrama atau pendekatan psikologis yang lebih efektif dan manusiawi?

Solusi Cepat dengan Risiko Tinggi

Program "nakal masuk barak" yang diterapkan di Jawa Barat melibatkan anak-anak yang terlibat dalam pelanggaran berat seperti tawuran dan balap liar.  Mereka ditempatkan di barak militer untuk menjalani kehidupan disiplin dengan aktivitas fisik dan aturan ketat, sembari tetap mengikuti proses belajar mengajar.  

Potensi Manfaat:

Membentuk ketahanan mental dan emosi anak, melatih mereka menjadi tangguh dan disiplin.  

Risiko dan Kritik:

Pendekatan militer dapat menimbulkan trauma psikologis pada anak, terutama jika dilakukan tanpa pertimbangan edukatif.

Penelitian menunjukkan bahwa boot camp militer untuk remaja tidak efektif dalam mengurangi tingkat residivisme dan bahkan dapat meningkatkan kemungkinan keterlibatan dalam kejahatan di masa depan.  

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun