Ketika Anak "Nakal" Menjadi Krisis Sosial
Fenomena anak yang dianggap "kelewat nakal"-terlibat dalam tawuran, geng motor, hingga perilaku antisosial-telah memicu berbagai respons dari masyarakat dan pemerintah. Â
Di Indonesia, beberapa daerah mencoba mengatasi masalah ini dengan mengirim anak-anak tersebut ke barak militer untuk mendapatkan pelatihan disiplin ala tentara.Â
Namun, pendekatan ini menuai kontroversi dan menimbulkan pertanyaan: Apakah barak militer solusi yang tepat? Atau adakah alternatif lain seperti sekolah berasrama atau pendekatan psikologis yang lebih efektif dan manusiawi?
Solusi Cepat dengan Risiko Tinggi
Program "nakal masuk barak" yang diterapkan di Jawa Barat melibatkan anak-anak yang terlibat dalam pelanggaran berat seperti tawuran dan balap liar. Â Mereka ditempatkan di barak militer untuk menjalani kehidupan disiplin dengan aktivitas fisik dan aturan ketat, sembari tetap mengikuti proses belajar mengajar. Â
Potensi Manfaat:
Membentuk ketahanan mental dan emosi anak, melatih mereka menjadi tangguh dan disiplin. Â
Risiko dan Kritik:
Pendekatan militer dapat menimbulkan trauma psikologis pada anak, terutama jika dilakukan tanpa pertimbangan edukatif.
Penelitian menunjukkan bahwa boot camp militer untuk remaja tidak efektif dalam mengurangi tingkat residivisme dan bahkan dapat meningkatkan kemungkinan keterlibatan dalam kejahatan di masa depan. Â