Mohon tunggu...
Feby Dwi Sutianto
Feby Dwi Sutianto Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Seorang pembelajar dan suka terhadap hal baru

Selanjutnya

Tutup

Money

Pentingnya Membentuk Kesan Pertama?!

5 April 2011   03:12 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:07 1685
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bagi para pelaku bisnis ataupun usaha, kita sering melakukan suatu pertemuan baik itu pertemuan menyangkut perihal bisnis ataupun kerja. Kita acapkali menemui orang-orang baru, yang dimana dalam pertemuan tersebut kita datang tentunya dengan berbagai tujuan bisnis, yakni menciptakan kesepakatan ataupun tujuan bisnis lainnya. Hal tersebut dapat terwujud tentunya dengan jalan meyakinkan pihak yang akan kita temui.

Guna meyakinkan pihak yang akan kita temui, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara. Dimana diantaranya dengan jalan melakukan persiapan yang matang, yakni baik dari materi atau bahan yang akan dibahas serta tentunya penampilan. Penampilan sendiri dapat berupa penampilan dalam berkomunikasi maupun berpakaian (fisik). Dimana terkait penampilan, kita acapkali menilai bahwa pihak yang kita ajak berdialog ataupun bekerjasama, seakan siap dan ingin melakukan pertemuan tersebut. Sehingga jika kita melakukan pertemuan acapkali kita mempersipkan penampilan sebaik mungkin, guna meyakinkan pihak yang akan kita temui, biarpun sebenarnya kita kadang merasa belum siap.

Tetapi setidaknya dengan penampilan berkomunikasi dan berpakaian tersebut, kita dapat meyakinkan pihak yang akan kita ajak berdialog ataupun bernegosiasi dalam bidang bisnis khususnya. Sehingga mereka dapat menilai dari kesan pertama saat bertemu dengan kita. Tetapi acapkali kita juga dapat salah dalam menilai seseorang dari kesan pertama yakni menilai dari penampilan sesorang, ketika pertama kali bertemu. Kita langsung membuat stigma atau penilaian pertama yang salah dari penampilan sesorang.

Penilaian yang salah tersebut malahan kadang menciptakan jebakan ataupun tipuan bagi kita. Seperti yang terjadi pada dua kasus berikut ini, yakni: ketika seorang senior manager relationship pada sebuah bank asing ternama yakni, Melinda Dee (nama panggilan), dengan penampilan yang dapat dikatan sangat berkesan bagi para nasabah khususnya kaum lelaki. Melinda dengan penampilan yang sangat menawan, baik itu penampilan fisik maupun berkomunikasi ketika menemui para nasabah premiumnya, kemudian dapat meyakinkan bahwa dia akan dapat melakukan perkerjaan yang dipegangnya secara profesional. Tetapi yang terjadi malah sebaliknya, para nasabah yang ditanganinya malah tertipu dengan penampilan melinda yang berkesan tersebut. Uang nasabah yang seharusnya masuk ke rekening mereka secara utuh, tetapi oleh melinda disalah gunakan untuk kepentingan pribadinya.

Hal lainnya terjadi ketika sepasang suami istri yakni tuan dan nyonya Stanford ingin menemui rektor dari Harvard University di Amerika Serikat. Tuan dan nyonya Stanforfd tersebut ingin menemui sang rektor, karena ingin mendirikan monumen untuk mengenang anaknya yang meninggal karena kecelakaan ketika sedang berkuliah di Harvard University. Suami istri tuan Stranford tersebut, sebelum menemui rektor dibiarkan sangat lama menunggu oleh petugas disana, sampai kira-kira tuan dan nyonya sudah tampak lelah menunggu. Baru pihak rektor menemui pasangan suami istri tersebut, dengan maksud menjelaskan tujuan mereka kesana, yakni ingin membangun sebuah monumen untuk mengenang anaknya yang telah meninggal ketika berkuliah di Harvard University, tetapi dari pihak rektor disana malah menganggap remeh maksud tersebut. Pihak rektor bahkan merendahkan tuan dan nyonya Stanford tersebut karena rektor dengan berujar bahwa, universitas akan penuh dengan patung jika setiap mahasiswa yang meninggal dibuatkan patung. Kemudian tuan dan nyonya Stanford menanyankan jika ingin membuat gedung di Harvard atas nama puteranya. Kemudian pihak rektor menimpali kembali bahwa untuk membuat sebuah gedung disana kalian harus menyumbang jutaan dolar. Kemudian raktor menimpali lagi, bahwa kalian tidak mungkin untuk menyumbang sebesar uang tersebut. Karena rektor melihat dan menilai penampilan sederhana dari tuan dan nyonya Stanford yang menggunakan kemeja sulaman yang disulam sendiri oleh nyonya Stanford. Merasa tidak dihiraukan dan dianggap remeh oleh pihak rektor serta mereka telah menuggu sangat lama dan memperoleh hasil yang sangat mengecewakan. Mereka memutuskan untuk pulang, selanjutnya tuan dan nyonya Stanford tersebut memutuskan utnuk membuat sebuah yayasan yakni bernana Yayasan Stanford kemudian mendirikan Stanford University. Dimana saat ini universitas tersebut masuk dalam jajaran universitas top dunia.

Dari cerita di atas, kita dapat menarik intisari bahwa menilai seseorang dari kesan pertama memiliki dampak positif maupun negatif. Tetapi dalam dunia pemasaran tepatnya, yang terkait dengan hubungan ataupun pemeliharaan pelanggan. Para petugas pemasaran harus dapat menciptakan kesan yang baik terhadap para pelanggan atau klien yang akan ditemuinya. Sehingga, mereka merasa yakin bahwa pihak perusahaan memberikan perhatian serius dan siap terhadap pertemuan tersebut. Selain itu, terdapat manfaat dari penampilan dalam menciptakan kesan pertama, yakni dapat:


  1. Meyakinkan pihak yang yang diajak berdialog ataupun bertemu.
  2. Menciptakan kedekatan emosional.
  3. Membentuk kesan positif.
  4. Memperlancar proses dialog ataupun negosiasi.
  5. Memperkuat kepercayaan diri.


Manfaat penampilan untuk membentuk kesan pertama di atas, merupakan hanya sedikit manfaat positif yang ditimbulkan dari penampilan dalam proses pembentukan kesan pertama dilihat dari sisi pemasaran. Sehingga, dari berbagi kontrofersi yang ada tentang penilaian terhadap sesorang dari pandangan atau kesan pertama. Tetapi untuk penilaian kesan pertama sehingga klien atau pelanggan percaya terhadap pihak karyawan perusahaan yang baru ditemuinya. Pihak nasabah atau klien tersebut dapat menilai mereka dari reputasi perusahaan yang akan mereka ajak bekerjasama ataupun bernegosiasi.

Hal tersebut diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh McKnight pada tahun 1998, yakni mengangkat tentang initial trust atau kepercayaan pada padangan pertama, McKnight mengungkapkan bahwa terbentuknya kesan pertama sesorang pelanggan atau klien terhadap karyawan perusahaan, dibentuk melalui pengalaman pelanggan atau klien dalam berinteraksi terhadap berbagai macam aktifitas bisnis. Sehingga reputasi dari perusahaan berperan besar terhadap pembentukan kesan pertama dari karyawan, yang ingin menemui seorang klien atau pelanggan guan melakukan negosiasi ataupun menciptakan kesepakatan bisnis.

Maka dari itu, buat para pembaca, apakah anda penganut orang yang suka menilai seseorang dari kesan pertama ataupun sebaliknya? Pada dasarnaya semua penilaian tersebut ialah benar adanya, tetapi yang perlu diperhatikan bahwa kita tetap harus memperhatikan aspek yang lain yakni kemampuan dan kepribadian yang tidak mungkin diketahui secara singkat dari pertemuan pertama (penilaian kesan pertama). Seperti kata pepatah, jangan menilai buku dari kovernya depannya saja, tetapi lihat juga isinya. Sehingga dari pepatah dan berbagai contoh yang saya ulas di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kesan pertama merupakan hal yang penting untuk meyakinkan seseorang. Seperti halnya pada bisnis, membentuk kesan pertama dengan klien atau pelanggan tetap perlu diperhatikan agar proses bisnis ataupun negosisasi dapat berjalan dengan lancar, dimana hal tersebut tetap harus didukung oleh kemampuan dan kepribadian personal yang baik dan berkompeten. Salam kesan pertama!!!!

Purwokerto, 5 April 2011

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun