Mohon tunggu...
Feby Hana
Feby Hana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Semuanya ada tanpa mengada-ada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Ketika Temperatur Bumi Meningkat

25 Juni 2022   15:07 Diperbarui: 25 Juni 2022   15:11 449
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

            Tidak terasa saat ini cuaca semakin hari semakin panas dan tidak menentu. Tampaknya bumi sedang tidak baik-baik saja. Dilansir dari Badan Meteorologi Inggris(Met Official) menyatakan bahwa suhu bumi tahun 2022 diperkirakan mencapai 0,97C sampai 1.21C dengan rata-rata 1,09C di atas suhu pada masa praindustri. Sejak tahun 2015 panas bumi telah mencapai rekor 1C, hal ini membuat negara di dunia berkongsi dalam Kesepakatan Paris untuk membatasi kenaikan suhu global diangka minimum 1,5C.

            Peningkatan suhu bumi disebabkan oleh efek rumah kaca(Green House Effect). Efek rumah kaca adalah sebuah istilah untuk menggambarkan kondisi bumi yang memiliki efek seperti rumah kaca. Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan ke bumi akan diserap kembali oleh gas-gas di atmosfer sehingga panas sinar matahari akan terperangkap di sana. Kondisi ini mengakibatkan bumi menghangat dan layak untuk ditempati. Namun, apabila gas-gas ini terlalu tinggi jumlahnya akan terjadi ketidakseimbangan gas di atmosfer yang mana akan menyebabkan  panas bumi meningkat. Naiknya panas bumi didorong karena adanya aktivitas manusia dan industri yang mengakibatkan emisi karbon. Peningkatan emisi karbon telah dimulai sejak abad ke-18 saat manusia menemukan teknologi industri yang banyak menggunakan bahan bakar fosil seperti minyak bumi, gas, maupun batu bara. Jika hal ini berlangsung secara terus menerus pemanasan global(global warming) tidak akan terelakkan lagi. Pembahasan tentang global warming bukanlah hal yang baru, masalah ini telah menjadi isu sejak abad ke-19 hingga masa sekarang.

            Adapun dampak yang didapat dari pemanasan global amatlah berisiko bagi umat manusia. Diantaranya yaitu mencairnya lapisan es di kutub bumi. Dikutip dari Organisasi Meteorologi Dunia(World Meteorological Organization), lapisan es Conger di Antartika bagian Timur telah runtuh sebesar ukuran kota Roma pada 15 Maret 2022 lalu. Runtuhnya lapisan es akan menaikkan tinggi permukaan laut yang menyebabkan pulau-pulau kecil tenggelam. Masyarakat yang berada di pesisir pantai terpaksa akan berpindah untuk mencari daratan yang bisa ditinggali. Selain itu, pemanasan global menyebabkan naiknya temperatur dan keasaman air laut. Akibatnya terumbu karang akan kesulitan untuk berkembang dan mengalami pemutihan sehingga menjadi rusak. Rusaknya terumbu karang akan mengakibatkan ekosistem laut menjadi tidak seimbang dan biota laut akan terancam keberadaannya.

            Selanjutnya, akan terjadi perubahan iklim yang memengaruhi kehidupan manusia dan berbagai organisme lain. Perubahan iklim didefinisikan sebagai perubahan signifikan yang terjadi pada iklim, suhu udara, dan curah hujan. Perubahan iklim berimbas dalam berbagai sektor kehidupan masyarakat. Misalnya pada perubahan cuaca, yang mana cuaca masa sekarang sangat absurd dan sulit diprediksi. Saat pagi cuaca mendung, tiba-tiba siang dan sore sangat terik, lalu malamnya hujan deras atau bisa jadi hari ini panas kemudian hujan lebat datang keesokannya. Dalam taraf yang ekstrem perubahan iklim dapat berupa bencana alam, seperti badai, putting beliung dan angin siklon. Cuaca yang tidak menentu juga membuat tubuh rentan terhadap berbagai penyakit. antara lain: sesak napas, diare, dan mimisan. Organisasi Kesehatan Hewan Dunia(OIE) tahun 2009 menyatakan bahwa perubahan iklim mengakibatkan munculnya penyakit baru misalnya avian influenza dan west nile. Curah hujan, suhu, dan kelembapan akan menyebabkan virus dan bakteri berkembang lebih cepat, sehingga tidak heran jika ditemukannya penyakit baru dan wabah penyakit yang semakin banyak.

            Sektor pertanian pun tidak luput dari dampak perubahan iklim. Di kutip dari Radar Garut, sejumlah petani di Kabupaten Pangandaran mengeluhkan kualitas padi yang dihasilkan kurang baik karena sawah yang sering terendam banjir (6/2/2022). Harga cabai bulan Mei-Juni 2022 juga melonjak sampai Rp80.250/kg akibat penurunan produksi karena musim hujan yang berlangsung lebih lama. Harga ini adalah harga tertinggi sejak dua tahun terakhir. Para petani yang mengetahui dampak perubahan iklim akan mempertimbangkan kembali mata pencahariannya sehingga probabilitas untuk berganti pekerjaan akan meningkat karena mengkhawatirkan kondisi pendapatan yang tidak mencukupi kebutuhan ekonomi sehari-hari. Di lain pihak, perubahan iklim juga menyebabkan kemarau panjang sehingga kualitas air bersih menurun dan ketersediaan pangan berkurang. Hal ini akan menyebabkan jumlah kelaparan dan kekurangan gizi pada masyarakat meningkat.

            Setelah ditinjau ulang imbas dari peningkatan temperatur bumi akan memengaruhi kehidupan masyarakat dalam berbagai aspek. Mulai dari kesehatan, ekologi, pertanian sampai ekonomi. Maka dari itu, hendaknya kita menjaga bumi mulai dari sekarang. Perubahan sekecil apapun seperti menghemat listrik dan air, menghindari perilaku komsumtif, menanam pohon, memilah dan membuang sampah pada tempatnya akan berpengaruh pada dunia ini. Karena secara tidak disadari kita tidak mewarisi bumi dari nenek moyang melainkan meminjam bumi dari anak dan cucu kita 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun