Mohon tunggu...
Feby DwiPutri
Feby DwiPutri Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Fakultas Bioteknologi

Universitas Kristen Duta Wacana Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Analisis Risiko Kesehatan Penyakit ISPA terhadap Asap Kabut di Kota Pekanbaru

16 Juli 2020   14:51 Diperbarui: 16 Juli 2020   22:42 68
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Feby Dwi Putri

Mahasiswa Fakultas Bioteknologi

Universitas Kristen Duta Wacana

Yogyakarta

Asap kabut adalah kasus pencemaran udara berat yang bisa terjadi berhari-hari hingga hitungan bulan yang dapat menutupi suatu kawasan. Salah satu kasus asap kabut yang populer di Indonesia adalah kasus asap kabut di Provinsi Riau, khususnya Kota Pekanbaru pada tahun 2014. Hal ini terjadi akibat adanya kebakaran hutan seluas 10 ribu hektar. Provinsi Riau selalu mengalami kebakaran hutan setiap tahunnya sejak tahun 1998.  Dan asap kabut ini merupakan permasalahan yang sampai sekarang masih belum bisa terselesaikan di Provinsi Riau dikarenakan sampai saat ini belum mendapatkan solusi yang optimal.

Asap sisa kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) Riau ini telah menyebabkan penghitungan Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) rata-rata di angka 300 dan masuk kategori "berbahaya". P3E yang merupakan badan di bawah Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menghitung nilai ISPU setiap 24 jam. Penghitungan ISPU di dua alat di titik Tenayan Raya dan pusat kota Pekanbaru menunjukkan angka 188 dan 123, atau masuk kategori "tidak sehat". Sementara itu, di daerah lain ISPU menunjukkan angka di atas 300 atau kategori "berbahaya".

ISPA sendiri berlangsung sampai 14 hari yang dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin maupun udara pernafasan yang mengandung kuman. ISPA diawali dengan gejala seperti pilek biasa, batuk, demam, bersin-bersin, sakit tenggorokan, sakit kepala, sekret menjadi kental, nausea, muntah dan anoreksia. Banyak orang tua yang sering mengabaikan gejala tersebut, sementara kuman dan virus dengan cepat berkembang di dalam saluran pernafasan yang akhirnya menyebabkan infeksi. Jika telah terjadi infeksi maka anak akan mengalami kesulitan bernafas dan bila tidak segera ditangani, penyakit ini bisa semakin parah menjadi pneumonia yang menyebabkan kematian.

Sementara menurut data yang di peroleh dari Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, terhitung Januari hingga akhir Februari 2020 terdapat sebanyak 1.775 warga terpapar Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Penyebab tingginya kasus ini, selain karna kondisi cuaca di Kota Pekanbaru memasuki musim kemarau, juga akibat kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan meliputi Kabupaten/Kota yang ada di Kota Pekanbaru beberapa pekan terakhir ini. Dari data Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru untuk Penderita ISPA tertinggi tercatat di Puskesmas Lima Puluh berjumlah 331 orang. Dan penderita ISPA terbanyak usia 5 tahun keatas

Asap dari kebakaran hutan dan lahan tersebut menurunkan kualitas udara dan jarak pandang yang lama kelamaan serta polusi udara dan sanitasi lingkungan yang buruk dapat menyebabkan penyakit ISPA bagi warga Pekanbaru dan sekitarnya. Untuk itu, Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) merupakan cara pengelolaan suatu resiko terkait kesehatan yang bertujuan melindungi kesehatan masarakat itu sendiri akibat efek dari perubahan lingkungan yang berdampak buruk. Selain itu, Analisis Resiko Kesehatan Lingkungan (ARKL) membantu dalam hal pendekatan dengan cara memperhitungkan besar resiko kesehatan pada manusia, juga termasuk identifikasi terhadap adanya faktor ketidak pastian, penulusuran data pajanan tertentu, memperhitungkan karakteristik yang melekat pada agen yang menjadi perhatian dan karakteristik dari sasaran spesifik.

Dengan kondisi ini, maka udara sudah tidak baik bagi penderita penyakit yang diakibatkan asap. Karena, penyakit mereka berpotensi lebih serius. Sementara warga yang tubuhnya masih sehat akan mudah lelah. Kesehatan masyarakat berkaitan erat dengan kesehatan lingkungan antara interaksi agen lingkungan (Kimia, fisik, biologi) dan aktifitas manusia saling mempengaruhi terhadap kesehatan. Selain itu, perilaku hidup masyarakat itu sendiri. Dengan kondisi lingkungan yang dinamis, tidak jarang memberikan dampak yang buruk bagi masyarakat terutama kesehatan, dengan munculnya beberapa penyakit di masyarakat salah satunya penyakit menular.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun