Mohon tunggu...
Feby Fitria Ramadhita
Feby Fitria Ramadhita Mohon Tunggu... Freelancer - Melalui tulisan aku lebih nyaman menuangkan apa yang aku rasakan

Jadilah seperti padi semakin berisi semakin merunduk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Perjalanan Bertemu Ratu Sehari

28 April 2019   09:31 Diperbarui: 28 April 2019   09:45 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Selama perjalanan hujan begitu baik menemani kami. Start dari masjid Muhtadin Untan - Sui Pinyuh tepat nya sampai pada tempat resepsi hujan pun masih setia membersamai. Mantel yang di kenakan pun tak menghalangi baju kami untuk tetap basah.

Tak di pungkiri ketika dalam perjalan kami mengeluh karena baju yang kami kenakan basah, dan sedikit kecewa jika sampai pada tempat resepsi pakaian kami basah. Karena sedari awal kami ingin tampil cantik seperti tamu undangan pada umum nya, bukan hadir sebagai tamu undangan yang basah kuyup.

Karena hujan yang masih setia membersamai dan bertambah lebat, akhir nya kami pasrah dan kembali menikmati perjalanan ini. Kami tak lagi memikir kan sebagai tamu undangan yang basah kuyup, biarlah orang melihat aneh kami. Toh kami percaya mereka akan mengerti.

Yang kami fikirkan dapat kah kami melihat sahabat kami yang sedang menjadi ratu sehari itu?

Cemas membersamai kami di setiap perjalanan menuju tempat resepsi. Karena di surat undangan tertera undangan hanya sampai pukul 19.00. Karena biasa nya,  jika melangsungkan resepsi di gedung jika sudah waktu nya maka undangan tersebut akan langsung selesai.

Sebelum adzan magrib kami singgah terlebih dahulu untuk menunaikan sholat magrib. Sengaja datang lebih awal agar bisa lebih leluasa untuk sejenak menghangatkan diri.  Ketika hendak mengambil wudhu dingin menusuk tulang, dan ketika selesai berwudhu semakin menjadi lah ia. Syukur lah mukena yang aku kenakan berhasil membuat ku sedikit hangat.

Di dalam masjid hujan tak begitu terdengar, dan kami berharap hujan akan benar-benar reda, dan ketika keluar ternyata kami dapati hujan akan benar-benar membersamai kami lagi .

Oke baiklah hujan, ayo kita lanjutkan perjalanan kita.

Di saat hujan aku memang kesulitan membawa kendaraan, karena mata ku minus. Jika pakai kaca mata, pengelihatan ku terganggu karena butir-butir air hujan bersandar pada lensa ku, jika ku lepas jarak pandang ku terbatas. Tapi ku rasa lebih baik jika aku lepas, karena aku merasa nyaman namun harus tetap lebih ekstra hati-hati.

Dan tak di pungkiri hampir dua kali aku menabrak orang di depan ku entah ketika mereka akan menyebrang atau sama-sama sedang mengendarai motor.

Di saat hujan dan dalam keadaan jarak pandang yang terbatas memang tak baik jika harus membawa motor dengan laju, tapi itu sesekali ku lakukan ketika hendak menuju ke tempat resepsi, walau tak sering karena aku takut akan mencelakakan orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun