Mohon tunggu...
Feby Fitria Ramadhita
Feby Fitria Ramadhita Mohon Tunggu... Freelancer - Melalui tulisan aku lebih nyaman menuangkan apa yang aku rasakan

Jadilah seperti padi semakin berisi semakin merunduk

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Takut

26 Februari 2019   14:34 Diperbarui: 26 Februari 2019   15:02 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah sudah habis berapa bungkus, asap mulai menutupi muka. Air putih yang berbau menyengat ini entah berapa kali mengisi gelas, sangat cepat habis nya. 

Di samping mu aku  ikut tersenyum seakan menikmati, padahal hati menjerit takut.
Lari? Tidak, aku tak sekuat itu. 

Malam yang dingin karena rintik hujan sudah turun,  membuat air putih itu semakin lancar mengisi gelas-gelas tak berdosa itu.


Tawa memang membersamai, tapi tidak untuk ku. Bibir tampak tersenyum menikmati, tetapi hati meminta  pergi.
Tangan mu semakin erat menggenggam ku. Pertanda aku tak boleh pergi.
 
"Jangan takut, mereka tak akan menggangu mu. Aku ada di sini ".

Tangan ku semakin erat di genggam nya. Lega?
Tidak. Bagaimana pun ia yang telah membawa ku kesini. Pembicaraan mereka sudah tak karuan. Ku rasa tak lama lagi mereka akan terkapar.
Yaa benar kini mereka telah tertidur dengan gaya nya masing-masing.

"Ayoo kita pulang"

"Mengapa kau mengajak ku kesini, kau tau aku sangat takut melihat mereka. Dadaku sesak karena asap rokok. Kau tau kan aku benci asap rokok. Apa kau ingin membunuh ku? "

"Maaf aku tak bermaksud membuat mu takut atau bahkan berniat membunuhmu. Aku hanya ingin kau terbiasa dengan ini"

"Terbiasa bagaimana maksud mu? Kau ingin aku setiap malam ikut dengan mu menyaksikan ini? Lalu aku akan mati karena ketakutan? Itu maksud mu? "

"Kau tak lama lagi akan menjadi milik ku, aku belum punya cukup uang utk membangun kan istana untuk mu. Maka itu nanti kita akan tinggal dirumah ayah dan ibu "

"Lalu apa hubungan nya kita akan tinggal di rumah ayah dan ibu  dengan ini semua"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun