Kurasa aku bukan lah aku. Aku bisa menjadi orang yang berbeda dalam satu hari, yaitu ketika aku pergi bertemu dengan orang-orang di luar. Aku bisa menjadi sosok yang ceria, banyak bicara bahkan menjaili. Tapi tidak sama hal nya ketika  berada di rumah.Â
Ku menjadi sosok yang pemurung, bibir ku jarang merekah tersenyum. Pulang dari beraktifitas ku langsung menuju kamar, atau pun makan dulu jika lapar.
Setelah itu  mandi, dan tetap kamar lah tempat ku berdiam.
Jika di luar aku tampak ceria, Â dan jika waktu telah tiba aku harus pulang, Â di jalan aku menjadi sosok yang berbeda. Â Di perjalanan menuju rumah hingga sampai lah kerumah aku seperti melepaskan topeng keceriaan ku. Entah lah aku pun tak mengerti.
Di suatu pagi aku sedang menonton acara di televisi,  tanpa ku sadari bapak  melintas di hadapan ku yang sedang tertawa menyaksikan acara tv tersebut.
"Ketawa die, suke bapak liat nye" Ucap bapak ku. Aku  lantas menarik bibir ku dan segera meninggal kan tempat duduk ku.
Aku pun tak mengerti mengapa aku berlalu begitu saja  ketika bapak bilang begitu. Rasa-rasa nya aku malu,  karena bapak mendapati ku sedang tersenyum.
Padahal kalau di luar rumah aku bisa saja bebas tertawa. Entah hati ikut bahagia atau tidak yang jelas mereka melihat ku bahagia. Tapi tidak untuk di rumah.
Jika di rumah sering ada keributan bagi ku wajar aku menjadi sosok yang pemurung tapi nyata nya di rumah adem ayem, walau ada sedikit cek cok bagi ku itu wajar dalam sebuah keluarga.
Entah lah, hal ini masih menjadi misteri bagi ku, apa yang menjadi penyebab aku bisa merasa
Aku bukan Aku