Mohon tunggu...
Iqbal Albuhori
Iqbal Albuhori Mohon Tunggu... UIN RADEN FATAH PALEMBANG

Saya adalah seorang penulis yang bersemangat dalam mengeksplorasi berbagai topik, mulai dari sejarah Indonesia hingga teknologi modern. Dengan latar belakang yang kuat dalam ilmu politik dan studi sosial, saya berusaha untuk memberikan wawasan yang mendalam dan analisis yang tajam dalam setiap artikel yang saya tulis. Selain itu, saya juga tertarik pada topik-topik keagamaan, seperti tafakkur dan aspek-aspek kehidupan. Melalui tulisan saya, saya berharap dapat menginspirasi dan memberikan pemahaman yang lebih baik kepada pembaca.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

War Takjil: Tradisi Bulan Ramadhan yang Mendekatkan Semua Orang

6 Maret 2025   17:56 Diperbarui: 6 Maret 2025   17:56 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Makanan takjil di saat ramadhan menggiurkan dan enak untuk berbuka puasa (Sumber Foto: Gallery Pribadi/ Iqbal Albuhori)

Bulan Ramadhan selalu membawa nuansa yang istimewa. Tidak hanya bagi umat Muslim, tetapi juga bagi masyarakat luas, bulan suci ini menjadi momen untuk saling berbagi dan mempererat tali persaudaraan. Salah satu tradisi yang kian populer selama Ramadhan adalah "war takjil" atau berburu makanan berbuka puasa. Namun, yang membuat tradisi ini semakin menarik adalah kehadiran orang-orang non-Muslim yang ikut berpartisipasi, bahkan ada yang mencoba berpuasa sebagai wujud solidaritas.

War Takjil: Simbol Kebersamaan Lintas Keyakinan

Di berbagai kota, pemandangan khas menjelang waktu berbuka adalah keramaian di jalan-jalan atau pasar-pasar yang dipenuhi dengan kios-kios penjual takjil. Di tengah keramaian ini, kita dapat melihat tidak hanya umat Islam, tetapi juga teman-teman non-Muslim yang turut berburu kudapan berbuka. Fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa Ramadhan adalah milik semua orang, bukan hanya umat Muslim.

Beberapa orang non-Muslim bahkan mencoba berpuasa untuk merasakan pengalaman spiritual ini dan menunjukkan rasa hormat kepada teman-teman mereka yang menjalankan ibadah puasa. Walaupun mungkin mereka tidak mengikuti seluruh aturan puasa, usaha ini mencerminkan semangat empati dan kebersamaan.

Tradisi yang Mempererat Harmoni Sosial

War takjil tidak hanya tentang makanan; ini adalah tentang menciptakan koneksi antarindividu dan komunitas. Ketika seseorang berbagi sepiring kolak, segelas es cendol, atau sekotak gorengan, mereka juga berbagi kebahagiaan. Tradisi ini menjadi ajang untuk membangun dialog lintas agama dan budaya, menghapus sekat-sekat yang mungkin ada di antara kita.

Keteladanan dari Berbagi di Bulan Suci

Semangat Ramadhan mengajarkan nilai-nilai yang universal: kasih sayang, pengendalian diri, dan saling menghormati. Ketika "war takjil" melibatkan semua orang tanpa memandang agama atau latar belakang mereka, kita melihat bahwa keberagaman justru memperkaya pengalaman ini. Kebersamaan yang tercipta adalah cerminan dari harmoni sosial yang kita idamkan.

Ramadhan adalah waktu untuk merenung, berbagi, dan mempererat hubungan dengan sesama. Dan melalui war takjil, kita semua diajak untuk menjadi bagian dari cerita indah ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun