Mohon tunggu...
Febriano Kabur
Febriano Kabur Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Ilmu Sosial & Politik

Selanjutnya

Tutup

Trip

Berliburlah Dalam Suasana Hati yang Santai

15 Juli 2019   14:37 Diperbarui: 15 Juli 2019   15:06 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

              

Oleh: Febriano Kabur

Dua minggu yang lalu, kurang lebih. Saya antar Evrem sepupu saya, menuju Pelabuhan Benoa dengan berjalan santai. Kami berangkat dari pukul 10.00 WITA pagi dari rumah Om Hironimus dengan terlebih dahulu ngopi sambil bersantai.

Perjalanan kami dari rumah Om Hironimus menuju pelabuhan Benoa begitu terasa asiiyeek dengan berzig-zag mengendarai sepeda motor melalui jalanan yang macet dengan santai-santai.

Kami melintas jalur sesetan yang begitu macet dengan bergontai-gontai. Pandangan tak tegak melihat cakrawala, pandangan pun selalu terarah kedepan sambil menatap sudut lihat ditengah kebisingan kota yang terbingar-bingar dengan menarik tuas gas sepeda motor kami secara berlahan dengan bersantai-santai.

Tidak terburu-buru, kami berjalan di tengah kemacetan arus lalu lintas itu dengan bersili-sili kendaraan yang berhenti sejenak di lampu merah di depan kami, kami pun mentaati tata tertib berlalu lintas dengan tidak memberanikan diri untuk menanjakkan sepeda motor kami di trotoar, lantaran kami tahu bahwa trotoar merupakan tempat orang yang berjalan kaki dengan lebih ingin bersantai-santai. 

Kami tak ingin merusak citra pejalan kaki di kota itu demi keterburuan, kami tetap tenang mengikuti arus kemacetan itu di jalan raya dengan lebih santai.

 Satu setengah jam sebelum keberangkatan Kapal kami sudah tiba di pelabuhan, dengan terlebih dahulu memarkir motor kami, lalu berjalan ditengah keramaian itu sambil bergontai-gontai. 

Sambil menunggu jam keberangkatan, kami ngobrol di bagian sudut-sudut pelabuhan dengan orang-orang yang sesama dari Manggarai dan ingin pulang berlibur ke Manggarai, kami cukup berdiri santai. Kami berbincang-bincang dengan santai. Dalam suasana yang begitu santai. Sambil mengisap rokok surya pro merah dengan bersantai-santai.

Kendati, dalam hati kecilku bertanya, "haruskah pelabuhan ini yang bisa mempertemukan kami semua yang sesama dari Manggarai di Bali ini, dari sekian banyak tempat yang pernah saya kunjung untuk bersantai? Apakah tempat ini yang bisa membuat kami berbincang banyak dalam suasana sa'at ini yang begitu terasa amat santai?" Saya yakin, waktu yang akan kelak kembali pertemukan kami lagi dalam keriuhan saya berpikir ini, dan dari dalam hati kecil kembaliku berkata, "santai feb, santai,!"

Mereka yang akan berangkat pun hanya memakai pakaian yang serba santai. Walaupun sebagian besar dari mereka mengenakan pakaian yang tidak lagi santai. Dengan menggendong ransel, menenteng barang, lalu berjalan santai dengan bergontai-gontai. Kami berdiri santai selayaknya seperti menyaksikan keindahan di sebuah pantai. Yang lainnya pun duduk dengan santai sambil berlahan meletakkan barang-barang di bawah lantai. Para Ibu dan Bapak semuanya pada duduk santai sambil bercangkrama di bawah lantai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun