Disleksia sebuah kesulitan belajar yang menyebabkan masalah dengan membaca, menulis dan mengeja. Namun gangguan ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan kecerdasan seorang individu. Diperkirakan ada sekitar 10 % dari total populasi dunia adalah individu-individu dengan disleksia, sehingga tidak jarang kita akan menemui anak-anak yang memiliki perbedaan dalam proses belajar karena kondisi ini.
Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa penderita disleksia adalah orang yang aneh, bodoh, bahkan pemalas. Sekolah yang seharusnya menjadi tempat tumbuh kembang mereka, seringkali menjadi tempat panen bullying.
Sejumlah faktor yang diduga memicu kelainan genetik tersebut adalah:
- Riwayat disleksia gangguan belajar lain pada keluarga
- Kelahiran prematur atau terlahir dengan berat badan rendah
- Paparan nikotin, alkohol, NAPZA, atau infeksi pada masa kehamilan
International Dyslexia Society telah mengumumkan bahwa bulan Oktober akan diperingati sebagai Bulan Kesadaran Disleksia setiap tahunnya. Bulan Kesadaran Disleksia selalu merupakan kesempatan besar untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman tentang disleksia dan menciptakan perubahan positif. Meski tahun ini di tengah pandemi, setidaknya bagi kita semua yang peduli, kita bisa melakukan hal-hal baik untuk para penderita disleksia.
Beberapa saran bagi orang tua dan pendidik untuk membantu anak disleksia adalah:
- Cari tahu kelemahan mereka untuk mengintervensi/berkontribusi (kompetensi inti individu masih perlu dibenahi agar anak bisa bertahan hidup)
- Akomodasi (perawatan yang tepat, adil bukan berarti sama karena setiap anak disleksia memiliki area disleksia yang berbeda, jadi bantuannya berbeda)
- Korektor (terus-menerus diulang untuk memperkuat isu-isu yang menjadi intervensi utama)
- Temukan komunitas yang dapat mendukung, yang memiliki frekuensi yang sama sehingga kita dapat saling berbagi dan berbagi pengalaman)
Meskipun disleksia tergolong penyakit yang tidak dapat disembuhkan, mendeteksi dan mengobatinya sejak dini terbukti efektif dalam meningkatkan kemampuan membaca masyarakat. Salah satu cara paling efektif untuk meningkatkan kemampuan membaca bagi penderita disleksia adalah melalui fonik.
Metode fonetik berfokus pada peningkatan kemampuan untuk mengenali dan memproses suara. Dengan metode fonetik, pasien diajari:
- Mengenali suara kata-kata yang mirip seperti "pasar" dan "pagar"
- Tulis dan ketik dari kata sederhana hingga kalimat kompleks
- Pahami huruf dan urutan huruf yang membentuk bunyi
- Baca kalimat dengan benar dan pahami arti dari apa yang Anda baca
- Membuat kalimat dan memahami kosa kata baru
Untuk mendukung proses penyembuhan anak, orang tua dapat melakukan hal-hal berikut:
- Bacakan dengan keras kepada anak-anak
- Langkah ini paling efektif bila dilakukan pada anak usia 6 bulan atau lebih muda. Saat anak sudah cukup besar, minta mereka untuk membacakan cerita bersama.
- Ajak anak untuk berani membaca
- Hilangkan rasa takut masa kecil untuk membaca. Membaca secara teratur meningkatkan keterampilan membaca anak-anak.
- Kerjasama dengan guru sekolah
- Diskusikan kondisi anak dengan guru, kemudian diskusikan metode yang paling tepat untuk membantu anak berhasil belajar. Berkomunikasi secara teratur dengan guru sehingga Anda tahu bagaimana keadaan anak Anda di sekolah.
- Bicaralah dengan anak Anda tentang kondisinya
- Beri anak pemahaman tentang keadaan yang mereka hadapi. Beritahu juga bahwa kondisi yang mereka hadapi bisa diperbaiki agar anak tetap semangat belajar.
- Batasi menonton TV
- Batasi waktu anak Anda menonton TV dan habiskan lebih banyak waktu untuk belajar membaca.
- Bergabunglah dengan kelompok pendukung
- Pengalaman orang tua lain yang anaknya mengalami disleksia dapat menjadi pelajaran berharga untuk meningkatkan keterampilan anaknya.
Untuk menyajikan pengalaman yang menyenangkan saat berhadapan dengan anak, gunakan bahasa yang jelas dan sederhana serta hindari kata-kata yang sulit. Lakukan aktivitas yang melibatkan berbagai indera seperti penglihatan, pendengaran, gerakan dan sentuhan untuk mendorong perkembangan anak.
Memberikan kesempatan untuk bertanggung jawab dalam pembelajaran. Hal ini dapat dicapai dengan melibatkan mereka dan menjadikan mereka peserta yang aktif. Tantang juga mereka di bidang-bidang di mana mereka memiliki potensi sehingga kita dapat menemukan dan mengembangkan bakat mereka.