Mohon tunggu...
M Febri Saputra
M Febri Saputra Mohon Tunggu... Penulis - International Relations of Sriwijaya University

when in rome do as the romans

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Dilema Senjata Nuklir bagi Keamanan Internasional

1 Desember 2021   13:55 Diperbarui: 1 Desember 2021   14:33 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Dalam dunia internasional tentu tidak asing lagi mendengar problematika isu mengenai senjata nuklir yang memunculkan berbagai macam polemik bagi keamanan internasional. Senjata nuklir merupakan salah satu alat pemusnah massal atau serangkaian rakitan bom yang diciptakan melalui bahan-bahan kimia yang kemudian digunakan untuk kebutuhan dalam peperangan yang memiliki daya rusak yang sangat besar. 

Tentu kita bertanya-tanya mengapa kemudian senjata nuklir ini dapat mengancam keamanan internasional, maka dari itu saya disini mencoba untuk menyampaikan sebuah rangkaian opini terkait isu senjata nuklir yang menjadi dilema bagi keamanan internasional. 

Adanya kepemilikan senjata nuklir yang dimiliki oleh negara-negara maju tentu nya menimbulkan rasa khawatir terhadap beberapa negara yang ada di dunia. beberapa negara maju telah banyak melakukan uji coba senjata nuklir dengan terus memproduksi dan membuat rangkaian senjata nuklir untuk kepentingan keamanan nasional masing-masing negara. 

Seperti misalnya Amerika Serikat yang terus mengembangkan senjata nuklir mereka dimana hal ini membuat negara-negara seperti china, korea, dan negara-negara yang ada diwilayah timur tengah khususnya juga ikut serta dalam melakukan produksi dan pengembangan senjata nuklir untuk setidaknya berjaga-jaga apabila nantinya perang akan terjadi (Thamrin, 2021). 

Adanya perlomabaan nuklir yang dimiliki negara besar tersebut tentu membuat negara-negara kecil dan berkembang merasa takut dan khawatir, bagaimana tidak apabila terjadi gesekan yang memiliki potensi muncul nya perang antar negara yang produksi nuklir ini tentunya akan berakibat sangat besar dimana negara-negara kecil dan berkembang tentu akan mendapatkan imbas dan dampaknya, karena seperti yang kita tahu bahwa senjata nuklir ini merupakan senjata atau alat pemusnah yang memiliki daya rusak yang sangat besar (Yustiningrum, 2016).

Jika melihat pada zaman dulu sebelum adanya senjata nuklir potensi peperangan memang hanya mengandalkan senjata dengan daya rusak yang sedang saja, oleh karena itu banyak sekali konflik pada zaman dulu yang dimana saat pihak yang menang mendapatkan wilayah yang mereka inginkan tanpa adanya kerusakan. 

Akan tetapi berbeda, ketika adanya senjata nuklir di dunia, tentu apabila adanya potensi perang yang terjadi akan melibatkan perperangan dengan menggunakan senjata nuklir, dimana akibat perang dengan senjata nuklir tersebut baik pihak yang menang ataupun kalah akan sama sama tidak mendapatkan apa-apa karena daya rusak yang dimiliki oleh senjata nuklir ini sangat besar. Oleh karena itu, saat ini penting adanya sebuah strategi untuk dapat setidaknya mengurangi potensi pengembangan produksi oleh negara besar.

Serangan terhadap fasilitas nuklir bahwa serangan dapat mempengaruhi program nuklir negara target adalah melalui penghancuran fasilitas penting untuk pengembangan senjata. Sebuah serangan dapat menunda ambisi nuklir target jika salah satu fasilitas chokepoint yang kami identifikasi di atas dihancurkan. Besarnya efek ini tergantung pada berapa banyak fasilitas chokepoint target yang dihancurkan relatif terhadap fasilitas yang terus beroperasi. 

Jika target memiliki banyak fasilitas chokepoint dan serangan itu menghancurkan semuanya, serangan itu akan memiliki efek yang relatif besar pada program nuklir. Serangan akan memiliki dampak yang lebih sederhana jika beberapa fasilitas chokepoint dihancurkan tetapi yang lain dibiarkan utuh. 

Sulit untuk menentukan dengan tepat berapa tahun serangan dapat mengembalikan program jika fasilitas chokepoint dihancurkan. Perhitungan seperti itu akan tergantung pada jenis fasilitas yang dimiliki negara, seberapa banyak kemajuan yang telah mereka buat dalam pembuatan bom, dan tingkat pengetahuan adat mereka. Jika suatu negara tidak memiliki fasilitas chokepoint sebelum serangan, akan sulit untuk mengklasifikasikan serangan sebagai efektif dari sudut pandang kontraproliferasi bahkan jika itu menghancurkan infrastruktur nuklir.

Tanpa adanya fasilitas chokepoint, target tidak akan mampu menghasilkan material fissile pada titik mana pun dalam waktu dekat tanpa adanya serangan. Selain itu jika suatu negara memiliki banyak fasilitas chokepoint dan serangan itu menghancurkan semuanya, serangan itu memiliki efek yang relatif besar pada program nuklir karena target kemungkinan besar akan mampu menghasilkan bahan fisil untuk bom di negara tersebut (Yogyakarta, 2013). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun