Mohon tunggu...
Febi Wahyudi
Febi Wahyudi Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Lepas Di Fiverr

Seorang pecinta Hujan dan Ketenangan, Kini Mengabdikan diri untuk Terus Menorehkan tinta hitam ke dalam selembar kertas, berbagi informasi, Menjadi pemilik dari Blog bertema Jalan-jalan, penulis untuk cerita Horor dan Romansa, terkadang suka Membuat puisi untuk ekspresi diri.

Selanjutnya

Tutup

Trip Pilihan

Parasit Sempurna dari Bengkulu

12 Agustus 2022   22:44 Diperbarui: 13 Agustus 2022   01:05 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Provinsi Bengkulu mempunyai kekayaan hutan yang luar biasa, salah satunya adalah bunga cantik yang bernama Rafflesia Arnoldy.

Hidup dengan damai di Hutan yang relative lembab di Kota bengkulu, merupakan tanaman Endemic, dan merupakan 5 Dari 27 jenis bunga Rafflesia di seluruh dunia, nyaitu Rafflesia Arnoldy, Rafflesia Gadutensis, Rafflesia Haseltii, Raflesia Bengkuluensis dan RafflesiaKemumu.

Ke 5 jenis rafflesia tersebut tumbuh dan berkembang sempurna di Bumi Rafflesia,

Dijuluki parasit sempurna, dikarenakan Rafflesia tidak mempunyai  daun, batang maupun akar, kehidupannya sendiri sangat bergantung pada pemberian nutrisi dari inangnya.

Mempunyai Haustorium yang berfungsi untuk menghisap sari makanan dari inang, Bunga Rafflesia sendiri biasanya ditemukan pada pohon dengan ukuran cukup besar sebagai tempat mereka mendapatkan nutrisi.

Siklusnya sendiri membutuhkan waktu 2,5 Hingga 3 tahun, proses bunga mekar sempurna hanya 7 hari, setelahnya bunga akan membusuk.

Meski mengeluarkan bau menyengat, namun Rafflesia bukanlah bunga bangkai, bau tersebut berfungsi untuk menarik lalat mendekat, sedangkan untuk jenis kelaminnya bunga rafflesia dibedakan menjadi dua, nyaitu jantan dan betina,

Perbedaanya sendiri, bunga jantan biasanya tidak meninggalkan buah sedangkan bunga betina meninggalkan buah dengan ukuran sebesar kepalan tangan manusia.

Buah yang dimakan oleh hewan seperti tupai dan lainya ini menjadi penyebaran benih bunga rafflesia secara alami, meski masih dalam dugaan karna belum ada penelitian lanjut tentang hal tersebut.

Kembali ke belakang, sejarah ditemukannya bunga Rafflesia Arnoldy pertama kali ditemukan pada tahun 1818 oleh seorang ahli Botani dari inggris, bernama Dr. Joseph Arnold, yang saat itu tengah melakukan ekspedisi ke hutan sumatera bersama gubernur bengkulu, Sir Thomas Stamford Raffles,

Mereka berdua menemukan bunga raksasa berwarna merah dengan diameter 110 cm yang berada di desa Pulo Lebar, Kabupaten Bengkulu Selatan.

Bunga yang kelopaknya berwarna merah terang ini kemudian ditetapkan sebagai Puspa Langka sesuai Keppres Ri No4 Tahun 1993, tentang satwa dan Bunga Nasional, Bunga ini juga di lindungi UU RI No 5 Tahun 1990, tentang Satwa dan Bunga Nasional.

Berdiameter 80-110 cm, bunga yang cantik ini banyak ditemukan di daerah pegunungan, dengan ukuran diameter rata-ratanya berkisar 100 cm.

Meski berpenampilan cantik dan menarik, bunga ini tidak bisa dilepaskan dari hal mistik bagi sejumlah suku di bengkulu, suku rejang misalnya yang mendiami daerah perbuktian, seperti kepahiang, Rejang Lebong dan Lebong, memberikan nama yang unuk untuk bunga cantik tersebut, seperti Bokor Setan atau Bunga Sekedei.

Beberapa masyarakat menyebutkan dengan nama Cawan Hantu,

Karena beberapa suku di Bengkulu percaya bunga ini diselimuti aura mistis, maka bunga ini kerap di hindari masyarakat yang percaya jika bunga ini akan menimbulkan bala atau kesialan, hal ini dipercayai terutama oleh Suku Rejang dan Serawai.

Kabar buruknya adalah, selain terancam punah, hingga saat ini belum ada jawaban yang pasti terkait dengan proses reproduksi bunga raksasa tersebut, di ketahui jika untuk bereproduksi, bunga Rafflesia membutuhkan bunga jantan dan bunga betina dalam proses penyerbukan, namun menurut penelitan yang dilakukan oleh Agus Susetya, yang merupakan pemerhati Bunga Rafflesia ini, mengatakan kebanyakan bunga mekar adalah bunga jantan bila di bandingkan dengan bunga betina.

Perbandingannya cukup besar, mencapai 9;1, artinya dari 10 bunga yang mekar, di pastikan 9 diantaranya adalah bunga berkelamin jantan.

Ancaman terbesar bagi kelangsungan bunga Rafflesia tentu saja perubahan konversi lahan hutan, yang berubah menjadi lahan perkebunan, perubahan iklim menjadi catatan yang harus diselesaikan ke depannya jika masih ingin melihat bunga Rafflesia mekar di tanah Bengkulu

Perlindungan dan penjagaan terhadap bunga Rafflesia Arnoldy menjadi salah satu cara agar bunga yang indah tersebut masih tetap bisa ditemukan di tanah bengkulu ke depannya.

Sumber: https://bit.ly/3SNOozS

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Trip Selengkapnya
Lihat Trip Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun