Mohon tunggu...
Febi M. Putri
Febi M. Putri Mohon Tunggu... Dokter - Penulis Paruh Waktu

Berkreasi, berefleksi, berbagi pengalaman

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Artikel Utama

Cerpen: Aku, Kau, dan Laut

29 Juni 2022   19:30 Diperbarui: 1 Juli 2022   21:45 5310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi laut. (sumber: Pexels via kompas.com)

Seketika aku terbangun dari bunga tidur yang buruk itu. Aku mengigau, napasku tersengal.

"Mas, are you okay?" Sarah yang tidur di sampingku ikut terbangun karena terkejut. Ia memegangi kedua pundakku hendak menenangkan.

Aku menarik napas panjang. Tanganku mengusap air mata yang muncul di sudut mataku. Bibirku masih bergetar untuk berucap.

"Dek, Mas mimpiin Ibunya Mas. Mas harus menemui Ibu besok pagi," Aku meraih tangan istriku, berusaha melembutkan hatinya.

"Mas, what are you thinking about? Terakhir Ibu tinggal di rumah ini, Ibu sering menumpahkan makanan hingga mengotori lantai, melupakan cara mandi dan berpakaian, dan merepotkan semua orang karena lupa hal-hal sepele. Bahkan, yang paling parah dari semua itu, kau ingat kan Mas? Ibu hampir melukai Ziel, anak kita, dengan tongkatnya. Apa lagi yang Mas harapkan dari Ibu?"  

Bola mata Sarah memerah. Ia memalingkan wajahnya ke arah tembok.

"Mas nggak punya pilihan, Dek. Mas minta izin sama kamu buat menemui Ibu." Sarah tetap bergeming. Sedangkan, aku tetap teguh pada keputusanku.

***

Pagi itu, aku sudah berdiri di depan gerbang tempat kediamanmu. Aku disambut oleh seorang bapak-bapak paruh baya yang menyapaku ramah. Ia membukakan gerbang dan mengantarku masuk ke kamarmu.

Aku melihatmu duduk di tepi kasurmu yang warna seprainya sudah tampak memudar. Dipan kasurnya sudah tampak lapuk. Kau menatap kosong ke arah jendela. Di sebelah kasurmu tampak berjejer kasur-kasur lain milik para wanita jompo lainnya yang sebilik denganmu.

Aku mendekat ke arahmu. Berdiri di sebelahmu. Kau tetap bergeming. Aku meraih tanganmu. Wajahmu menoleh ke arahku datar. Aku mendekati wajahku ke wajahmu, berharap kau masih mengenali paras dan suaraku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun