Mohon tunggu...
Febbyuli Arrissa
Febbyuli Arrissa Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Education Enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pendidikan Multikultural Manifestasi Pendidikan Pancasila

2 Juni 2023   11:46 Diperbarui: 2 Juni 2023   22:32 212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Siswa Multikultural. Foto: https://flic.kr/p/cLv9L9.

Pendidikan multikultural mengacu pada pendekatan pengajaran dan pembelajaran yang mengakui dan menghargai beragam latar belakang budaya, pengalaman, dan perspektif siswa. Konteks pembelajaran multikultural mempromosikan inklusivitas, kesetaraan, dan pemahaman diantara para siswa dari beragam latar belakang meliputi ras, etnis, bahasa, dan agama.

Sebagian besar masyarakat mungkin menganggap multikulturalisme dalam pendidikan sebatas pada pembentukan jiwa nasionalis dan toleransi bagi siswa. Padahal, arah dari pendidikan multikultural sendiri berlabuh pada pencapaian keadilan sosial bagi seluruh anak Indonesia untuk mendapatkan ilmu dan pembelajaran yang ia inginkan. Hal ini ikut dilatarbelakangi 

Tujuan pendidikan multikultural adalah untuk menumbuhkan rasa hormat terhadap keragaman budaya, mempromosikan keadilan sosial, dan mempersiapkan siswa untuk berfungsi secara efektif dalam masyarakat yang beragam. Dengan memasukkan perspektif multikultural ke dalam kurikulum dan praktik kelas, pendidik bertujuan untuk memberikan pendidikan yang lebih komprehensif dan inklusif.

Perwujudan multikulturalisme dalam pendidikan harus diawali dengan penjaminan mutu pendidikan itu sendiri. Namun, di Indonesia mutu pendidikan kerap menghadapi tantangan dalah hal pemerataan. Tidak semua masyarakat memiliki urgensi untuk menjunjung pendidikan karena kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Ditambah lagi dengan pengaruh teknologi dan digitalisasi bagi pendidikan, tetapi aksesnya masih sangat terbatas di sebagian besar wilayah Indonesia. Sehingga, kesadaran untuk menjunjung pendidikan dan ilmu semakin menipis.

Pancasila sebagai pedoman hidup berbangsa dan bernegara telah menyiratkan pentingnya pendidikan dalam kehidupan manusia. Lima butir Pancasila merupakan sumber dari segala pemecahan aturan dan norma di tengah masyarakat. Akan tetapi, Pancasila sendiri dapat dimaknai secara berbeda oleh setiap orang. Masyarakat cenderung membuat irama tertentu untuk memahami Pancasila, sehingga makna yang tertanam pun akan sangat beragam. Seperti halnya para tokoh bangsa memiliki perbedaan irama dalam memaknai Pancasila, sehingga cara pandangnya pun jadi berbeda.

Soekarno memaknai kebangsaan sebagai poin utama dari Pancasila, sehingga beliau terkenal atas jiwa nasionalismenya yang sangat tinggi. Di sisi lain, wakilnya Bung Hatta, lebih cenderung memaknai Ketuhanan sebagai poin utama Pancasila. Tak heran Indonesia kini menghayati religi dan keimanan sebagai dasar negara. Begitu juga dengan pendidikan yang dicetuskan oleh Ki Hajar Dewantara. Beliau sangat memaknai aspek kemanusiaan dan ingin mewujudkan kehidupan bangsa dengan manusia-manusia yang sejahtera. Baginya, seorang manusia yang paripurna harus nasionalis, demokratis, dan berkeadilan sosial. Sehingga, sila kebangsaan, kerakyatan, dan keadilan sosial merupakan karakter kemuliaan manusia yang wajib dimaknai.

Kemudian, bagaimana pendidikan bisa menjadi bentuk pemecahan dari sila kemanusiaan dalam Pancasila?

Ki Hajar Dewantara mengibaratkan kemanusiaan sebagai dasar dari segala keluhuran hidup, sedangkan Ketuhanan diumpamakan bagaikan sinar matahari dan air yang memberi hidup agar segala benih-benih kemanusiaan dapat tumbuh sehat dan subur. Pada praktik kemanusiaan, Ki Hajar Dewantara menekankan beberapa nilai-nilai kebangsaan harus didasarkan atas prinsip “sama rata sama rasa”. Menurut beliau, perbedaan perlakuan perlu saja dilakukan atas dasar kebutuhan setiap insan, tetapi tidak ada alasan untuk memberikan perbedaan kesempatan. Melalui kesempatan, manusia dapat mengubah hidupnya menjadi berbagai bentuk dan mengikuti segala jenis arah. Dari sinilah, Ki Hajar Dewantara merangkum bahwa seluruh manusia berhak mendapatkan kesempatan untuk mengubah hidupnya dalam berbagai aspek, termasuk bobot ilmunya.

Pendidikan menjadi perhatian khusus bagi Ki Hajar Dewantara karena dengan pendidikan manusia dapat mengubah hidupnya menjadi lebih sejatera. Pendidikan menurut Bapak Pendidikan Indonesia Ki Hajar Dewantara adalah ‘menuntun segala kodrat yang ada pada anak-anak, agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya baik sebagai manusia maupun sebagai anggota masyarakat’ (Dewantara, 1936). Kemudian, aspek sosial merupakan aspek penting yang menjadi bagian pembentuk sekaligus menjadi tujuan pendidikan itu sendiri.

Secara garis besar, filosofi pendidikan dari Ki Hajar Dewantara selalu menekankan aspek humanis, mulai dari kebebasan, kemerataan manusia, dan kesadaran untuk menjunjung tinggi nilai-nilai budaya. Pancasila sebagai pedoman hidup bangsa Indonesia juga berkali-kali menjadikan kemanusiaan sebagai aspek dalam hidup bermasyarakat. Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa dasar negara Indonesia, yakni Pancasila, harusnya ikut mencerminkan dukungan dalam pencapaian mutu pendidikan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun