Mohon tunggu...
Febbi Timotius
Febbi Timotius Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Langit Kelabu, Tak Selalu Tentang Aku!

6 Februari 2018   21:26 Diperbarui: 6 Februari 2018   22:12 451
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Langit Kelabu, Tak Selalu Tentang aku!

Akan selalu begitu, berada di tempat ini, tak ayal melambungkan niatanku menciutkan sang 'aku'. Siapa aku dalam bentangan maha luas jagad raya? Aku tak ubahnya sebutir anak debu yang bertebaran di jalan sepi bersama debu lainnya. Aku seperti uap somay ketika si abang membuka tudung pancinya yang segera dihirup kumpulan bocah beringus -- yang tak sabar menahan lapar. Dan cukup puas hanya sekedar menghirup uap itu, lantaran uang mereka tak cukup.

Diiringi senyum sinis yang mengembang bagai pembunuh berdarah dingin sesaat menghabisi lawannya. Seolah-olah akulah korban pembantaian keji itu.

Aku hanya salah satu dari ceker bledeg di tangan mbak-mbak berkerudung hitam. Dikuliti habis sampai tak bersisa dan tanpa rasa penyesalan, tulangku diberikan kepada kucing kurus yang enggang melirikku. Entah -- apakah karena aroma pedas itu masih tertancap kuat dalamku? Atau memang benar aku bahkan tak layak bagi seekor binatang sekalipun?

Langit Kelabu, Tak Selalu Tentang aku!
Langit Kelabu, Tak Selalu Tentang aku!
Aku bagai empedu yg tersalut beludru. Terkupas tak menentu. Lubang menganga membuat barisan lalat pikat datang menyerbu. Sipakah aku kalau begitu? Bahkan aku tak pantas lagi menyebut kata aku untuk diriku. Tapi bagaimana melawannya? Aku diganti dengan apa? Bukankah keberadaan aku menolong bahwa aku bukanlah pusat kehidupan ini?

Masih pantaskah di alam semesta ini aku menyebut aku? Dan di bawah lengkung biru yang sama, tak ada lagi siapa kaum Brahma, dan yang mana kaum Sudra. Seharusnya hanya Dia yang kusebut. Dia yang kepadanya sanjungan tertinggi dariku terlahir. Bagi Dialah segala hormat, kemuliaan dan syukur ini dituju.

Namun demikian, meski hanya sekedar uap somay yang sebentar saja terhempas ke udara dan dengan sigap masuk ke dalam hidung berongga kotor itu, setidaknya aku telah memuaskan barang sebentar gerombolan cecunguk tadi.

Salam dari Merbabu yang kian cemburu karena kamu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun