Mohon tunggu...
Febbi Fitriani
Febbi Fitriani Mohon Tunggu... -

Student of life.

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Berkontemplasi Melalui Terjalnya Gunung Lembu dan Indahnya Waduk Jatiluhur

18 April 2017   04:08 Diperbarui: 31 Januari 2018   01:00 2783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Batu Lembunya, udah banyak pendaki yang juga lagi menikmati pemandangan Waduk Jatiluhur dan lampu-lampu kota Purwakarta. Ada yang gelar tiker sambil tiduran, ngopi-ngopi, dengerin lagu, atau bahkan Cuma bengong doang nikmatin pemandangan. Pokoknya Indah banget. Karena kita ga ada yang bawa kamera canggih, Cuma modal kamera digital doang, jadi Cuma dapet foto kayak gini. Tapi kalian harus percaya pemandangannya indah banget ketimbang foto. Habis puas di Batu Lembu, dan waktu juga udah pukul 22.30 kita balik ke tenda buat tidur karena besok harus bangun subuh-subuh buat liat sunrise.

Pemandangan di malam hari dari Puncak Lembu
Pemandangan di malam hari dari Puncak Lembu
Sabtu, 15 April 2017

Pukul 04.00, kita berangkat menuju ke Batu Lembu lagi buat liat sunrise. Cuma bawa kamera doang, barang bawaan ditinggal di tenda. Kita berangkat bersama para tetangga dari tenda sebelah.

Pukul 05.30, keindahan matahari terbit selalu punya keindahan dan kedamaian tersendiri bagi setiap orang yang menikmati setiap detiknya.

Sunrise di Puncak Lembu
Sunrise di Puncak Lembu
Pukul 07.30, sudah puas liat pemandangan Waduk Jatiluhur yang menyejukan pikiran dan hati. Kita balik lagi ke tenda untuk sarapan dan persiapan untuk pulang.

Pukul 09.10, kita memulai perjalanan untuk turun. Sebelumnya kita foto-foto dulu bareng para tetangga, ada yang dari Bekasi, Jakarta, Cikampek, sampe Tangerang.

Foto bersama tetangga-tetangga
Foto bersama tetangga-tetangga
Pada saat perjalanan pulang, terlihat jelas jurang-jurang di jalanan yang kita lewatin semalam. Ternyata ngeri juga haha. Untungnya 2 hari ini cuaca lagi bersahabat banget, ga turun hujan. Kebayang deh kalo hujan, pasti jalannya licin banget soalnya bebatuan dan lumutan.

Pukul 10.15 kita sampe basecamp pendakian dan langsung laporan ke petugas kalo kita sudah sampe. Ternyata disana sudah ada Pak Fadil yang nunggu beserta angkotnya. Memang kita kemarin berniat untuk naik angkot beliau lagi, dan bilang kita ambil keberangkatan kereta 14.25. Sehabis istirahat kita langsung mandi, dan siap – siap pulang.

Pukul 12.00 kita bergegas untuk menuju stasiun, dan setelah nego harga lagi, akhirnya kita sepakat untuk membayar 250ribu (@50ribu), karena merasa berdosa udah nawar kelewatan kemarin (saat kita tau jalannya emang jauh dan lewatin pegunungan), kasian juga bapak sopirnya udah nunggu kita berjam-jam dan kita juga ga setiap hari kesini, yaudahlah ya.

Tapi dengan feedback untuk mampir dulu ke Alun – Alun Purwakarta dan Taman Air Mancur Sri Baduga karena searah dengan stasiun Purwakarta, ga mau rugi banget ya kita wkwk. Tapi Pak Fadil dengan sabar dan baik hati bersedia untuk mengantarkan kita. Di angkot juga kita barengan sama dua pendaki lain dari Cengkareng, Bang Neyo dan Bang Harun. Mereka juga sabar banget nungguin kita mampir-mampir dulu haha.

Taman Air Sri Baduga
Taman Air Sri Baduga
Pukul 13.45 kita sampai di stasiun Purwakarta. Bang Neyo dan Bang Harun langsung pesen tiket ke loket, sedangkan kita isi perut dulu dengan makan bakso.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun