Mohon tunggu...
Fazil Abdullah
Fazil Abdullah Mohon Tunggu... Administrasi - Menulis itu berat, Sayang. Kau harus sediakan waktu dan dunia, yang seringnya tidak bersahabat.

Cerpen Perempuan yang Meminta Rokokmu dan Mogok di Hutan mendapat penghargaan dari Kompasiana (2017 dan 2018). _____________________________________________ linktr.ee/fazilabdullah 👈 merupakan pintu masuk menuju dunia karya saya. silakan masuk dan jelajahi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Suara dari Daerah Terpencil, Guru Mogok Mengajar

9 April 2017   16:04 Diperbarui: 10 April 2017   20:00 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sejak hari Rabu (5 April 2017) sampai hari ini, di Pulau Banyak dan sekitarnya, Kabupaten Aceh Singkil, guru-guru masih mogok mengajar. Mereka kecewa kepada pemerintah. Tak memberi tunjangan khusus sebagaimana harusnya untuk daerah terpencil. [caption caption="Foto: dokumen JPNN "][/caption]

Para guru mogok ini, dari tingkat PAUD, TK hingga SMA berjumlah mencapai 250 guru. Mereka merasa berhak mendapat tunjangan khusus. Sesuai kriteria Permendikbud Nomor 13 tahun 2015 tentang kriteria daerah khusus dalam rangka pemberian tunjangan khusus.

Menuju daerah terpencil ini, pulau ini harus pakai boat, jalan tak beraspal, berurusan dengan bank harus ke daratan, internet tak ada, adalah sekelumit gambaran kondisi Pulau Banyak. Para guru menilai layak dan sesuai kriteria disebut sebagai daerah terpencil, daerah yang perlu perhatian khusus. Terlebih setelah membandingkan Pulau Aceh di Kabupaten Aceh Besar, kondisi tak semiris di Pulau Banyak dan sekitarnya, tetapi para guru Pulau Aceh mendapat tunjangan.

Mogok guru di Pulau Banyak adalah puncak kecewa setelah sebelumnya sudah melakukan diplomasi ke instansi terkait. Tetapi belum ada titik cerah. Kini mereka menuntut sampai tunjangan itu dikabulkan. Mereka merasa berhak karena sesuai kriteria permendikbud itu. Jika tak percaya, tantang guru, silakan menteri datang meninjau lokasi Pulau Banyak dan sekitarnya.

Awalnya, mogok ini tidak hanya aktifitas belajar-mengajar. Mogok juga mengancam boikot Ujian Nasional (UN) yang dimulai senin besok (10) April. Akan tetapi, kabar hari ini di harian lokal, Serambi Indonesia, UN tetap dilaksanakan. Hanya mogok mengajar tetap dilakukan.

Menurut Rusli, Kepala SMA Pulau Banyak, saat dihubungi Serambi, mengemukakan pihaknya komit melaksanakan UN dibuktikan dengan melakukan gotong-royong sejak kemarin pagi menyusun kursi serta menempel nomor ujian di bangku. “Kami menuntut hak. Kita tahu bagaimana sulitnya hidup di kepulauan. Mohon perhatikan nasib guru di daerah terpencil ini,” ujar Rusli. (http://aceh.tribunnews.com/2017/04/09/siswa-un-guru-tetap-mogok)

Saya terharu membaca kabar ini. Aksi ini menunjukkan, guru tak mengorbankan siswa-siswanya. Mereka tetap peduli kepada siswa-siswanya meskipun guru terpencil ini nasibnya kurang dipedulikan kesejahteraannya.

Semoga suara guru dari daerah terpencil ini didengar dan segera terkabul. Tak dibuat lama-lama. Tinggal keluarkan instruksi dari pemangku kepentingan dari kementrian, atau kalau perlu intruksi presiden. Instruksi survei lokasi dan mengumpulkan data guru untuk mendapat tunjangan khusus. ***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun