Mohon tunggu...
Fatimatuz Zahro
Fatimatuz Zahro Mohon Tunggu... -

mahasiswi BSA UIN MALANG santri Yadrusu The owner of Fazahra_Art & Fazahra_collection

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ada Cinta Pada Pandangan Pertama

22 Juli 2018   20:23 Diperbarui: 22 Juli 2018   21:16 335
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bertahun-tahun aku berkelana di bumi perantauan semata-mata untuk mencari ilmu tuk menggapai mardhotillah. Kurang lebih dari sembilan tahun lamanya, aku menyandang status santri. Hari demi hari waktu demi waktu terus berjalan hingga waktunya aku bisa lulus dari pesantren dan menyandang status sebagai alumni. Suka duka manis canda tawa telah ku torehkan dalam kebahagiaan dan hari yang kutunggu-tunggu yaitu kembali ke kampung kelahiran. Akan tetapi setelah kurang lebih dua minggu lamanya tinggal kembali di kampung kelahiran berbagai rutinitas barupun aku jalani.

Pada suatu petang ketika aku menginjakkan rumah, sang bidadari tak bersayapun menyambutku dengan senyuman dan pelukan hangat. Dan akhirnya aku dan ibuku berbincang-bincang mengenai masa depan yang harus ku putuskan.

"Nuri, kamu adalah anak pertama ibu yang sudah waktunya kamu mulai menata masa depanmu.".

"Iya bu saya sangat mengerti, dan saya berusaha menatanya sedikit demi sedikit semampu saya."

"Nuri, ilmu agama telah kau arungi, pekerjaanpun telah kau urusi, hanya saja pendamping hidupmu belum kau temui. Sebagai anak ibu yang pertama, segeralah kau temukan sosok wanita yang akan melahirkan cucu  ibumu ini kelak, karena umur ibu ini sudah pantas untuk menimang cucu dari kamu nak."

"Mendapatkan sosok wanita dambaan pendamping hidup selalu nuri usahakan bu, hanya saja nuri butuh waktu untuk berusaha mewujudkan keinginan ibu, doakan saja anakmu ini bu."

"Cara ibu memelukmu erat dari dulu sampai sekarang hanya doa nuri."

Dua minggu kemudian setelah mendapat petuah-petuah dari sang ibu, aku memikirkannya semakin dalam sampai terasa tenggelam. Oh Sang Pembolak balik hati tetapkanlah dan kuatkanlah hati ini dan hindarkanlah dari kegundahan yang mendalam. Dan akhirnya akupun mencoba berbincang-bicang dengan sepupuku.

"Hei bro! Apa kabar?"

"Alhamdulillah baik sehat makmur dan sejahtera." (sambil tertawa bahagia)

"Ceritanya gini, aku lagi butuh solusi buat menata masa depan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun