Mohon tunggu...
Coretan Maba
Coretan Maba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Maba 2020

No one can read this message.

Selanjutnya

Tutup

Film

Review: Film Biopic "The Greatest Showman"

22 April 2021   19:09 Diperbarui: 29 April 2021   01:31 1090
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: https://www.yakimaherald.com

Setiap tulisan memiliki cita rasa..

Assalamualaikum wr wb.

Salam sehat selalu untuk semua terutama bagi readers blog ini. Di tengah pandemi virus Covid - 19 yang melanda dunia saat ini semoga kita selalu diberi kelimpahan kesehatan oleh Allah SWT, Sang Maha Kuasa. Kali ini kita akan mereview sebuah film yang menurut saya sangatlah inspiratif, dan ketika pertama kali menontonnya penonton akan merasakan adanya vibes positif yang ditularkan oleh film tersebut ke dalam kehidupan yang akan kita jalani setelahnya, dan film ini termasuk ke dalam salah satu list film favorit saya. As written in the title, film yang akan kita review adalah The Greatest Showman. Siapa sih yang nggak tau film biopik Bapak Sirkus Dunia ini? Buat kalian yang belom nonton, nothing to lose watching this film.

Actually film ini based on true story dari seorang pemain dan pendiri sirkus di Amerika, Phineas Taylor Barnum yang merekrut pemain sirkus yang memiliki keunikan serta kekurangan fisik. Namun pasti sang sutradara, Michael Gracey membubuhi film ini dengan sedikit drama dan menambahkan beberapa karakter fiksi agar film lebih menarik. The Greatest Showman sejatinya bergenre drama musikal, tapi buat kalian yang nggak suka musik jangan khawatir, plot cerita dari film ini nggak kalah seru dengan musikalisasinya. Film luncuran akhir tahun 2017 ini dibintangi oleh aktor-aktor besar Hollywood, seperti Hugh Jackman, Zac Efron, Zendaya, Michelle Williams, Rebecca Ferguson, dan aktor ternama lainnya.

Oke, sekarang kita masuk ke alur ceritanya. Opening scene dibuka dengan masa lalu pahit Barnum akan kehidupan sosial dan kisah cintanya yang tak direstui oleh ayah Charity (istri Barnum). Lambat laun, Barnum pun dapat menikah dengan Charity dan tinggal di sebuah apartemen kecil. Setelah beberapa tahun menikah dan memiliki dua anak, perusahaan tempat Barnum bekerja mengalami gulung tikar sehingga memberhentikan seluruh pegawainya. Lalu ia mengambil pinjaman di bank dan membuat sebuah museum bernama Barnum's American Museum untuk menyelamatkan ekonomi keluarganya. Namun, museum tersebut sepi pengunjung karena hanya menampilkan barang-barang sejarah saja. Putri Barnum berkata bahwa museum tersebut kurang menarik apabila tidak ada benda hidup di dalamnya, ia menyarankan benda hidup seperti unicorn ada di dalam museum ayahnya. Barnum pun mendapat ide dari usulan putrinya untuk mewujudkan sesuatu yang aneh menjadi nyata.

Keesokan harinya ia mengunjungi rumah Charles, seorang pria kerdil yang bertemu dengannya ketika di bank. Ia pun membujuk Charles agar mau bekerja dengannya, awalnya Charles enggan dengan tawaran Barnum karena khawatir akan ditertawakan dan dihina oleh penonton. Setelah Barnum mengatakan Charles akan memakai pakaian seperti seorang jenderal, sehingga semua orang tidak akan menertawakannya melainkan menghormatinya, Charles pun setuju dengan tawaran Barnum. 

Lalu Barnum mencari orang-orang yang memiliki keunikan dan memiliki bakat menarik lainnya untuk menjadi seorang bintang. Ia memasang pamflet tersebut di mana-mana. Lalu ia mendapat usulan dari seorang warga agar menemui seorang wanita yang berjenggot dan berkumis layaknya pria. Setelah mengetahui wanita tersebut memiliki bakat lain yaitu kemampuan tarik suara yang dibilang sangatlah merdu, semangat Barnum semakin menggebu untuk mewujudkan apa yang telah menjadi idenya.

Hari demi hari berlalu, orang-orang yang memiliki keunikan dan bakat menarik datang menemui Barnum satu per satu untuk melakukan wawancara. Sehingga ia telah memiliki seluruh talent yang ia butuhkan mulai dari pertunjukkan akrobat dan trapeze, manusia penuh tato, manusia anjing, pria terberat, hingga pria yang sangat tinggi. Setelah ia mendapatkan tim sirkusnya, Barnum mempromosikan pertunjukkan sirkusnya besar-besaran dengan memasang pamflet jumbo di seluruh penjuru daerahnya. Ketika hari -- H pertunjukkan sirkus itu tiba, ia melihat banyak sekali warga kota yang antusias menonton pertunjukkan sirkus tersebut.

Sesuai genre film ini, show pertama yang ditampilkan oleh Barnum adalah sirkus dengan tarian dan nyanyian. Ketika tirai pertunjukkan telah dibuka, seluruh penonton terlihat terkejut melihat orang-orang dengan keanehan sedemikian rupa. Tim sirkus Barnum pun sempat down dan nervous, namun senyuman dari putri Barnum dapat membangkitkan semangat mereka. Charles membuka acara tersebut dengan menunganggi seekor kuda dan membakkan pistol ke langit layaknya seorang jenderal seungguhan. Lalu disambung dengan penampilan akrobat, dance, dan tarik suara yang sangat megah dan mewah. Seluruh penonton yang hadir sangat menyukai pertunjukkan sirkus Barnum, banyak sekali penonton yang bersorak sorai dan memberikan standing applause.

Setelah kesuksesan yang ia raih di show perdananya tersebut, Barnum terus berupaya untuk meningkatkan kualitas dan mutu pertunjukkan sirkusnya. Seperti kata pepatah, kehidupan bagaikan roda yang terus berputar. Ada kalanya kita berada di puncak tertinggi dunia, dan ada kalanya pula kita terperosok ke palung terendah samudra. Kesuksesan Barnum tak berjalan konstan layaknya kereta api yang berjalan lurus di rel, pertunjukkan sirkusnya banyak melalui polemik-polemik yang cukup menguras tenaga dan pikiran. Namun karena kegigihan yang ia miliki ia dapat mempertahankan kesuksesan pertunjukkan sirkusnya dan membesarkan nama sirkusnya hingga ke seluruh penjuru dunia.

Dari film The Greatest Showman, kita dapat mengambil banyak pelajaran berharga. Seperti menghargai diri sendiri tanpa perlu memeperdulikan cemoohan orang lain, memperjuangkan apa yang menjadi mimpi kita, dan saling support satu sama lain dalam keluarga. Poin terpenting dalam film ini adalah kegigihan dan kerja keras, serta saling menghargai sesama tanpa pandang bulu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun