Mohon tunggu...
Coretan Maba
Coretan Maba Mohon Tunggu... Mahasiswa - Maba 2020

No one can read this message.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

#Diary 2: Akankah Tiada Akhir?

5 April 2021   08:25 Diperbarui: 5 April 2021   08:50 227
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: pusnetralisasi.blogspot.com

Setiap tulisan memiliki cita rasa...

Pilu, adalah satu kata yang dapat melukiskan rentetan kejadian yang dialami oleh tanah air kita tercinta, Indonesia. Dua ribu dua puluh tak secantik angkanya, tahun tersebut menorehkan kisah duka paling legendaris, membuka lembaran penderitaan setiap insan di seluruh galaksi ini. Seantero jagad disambut oleh tamu yang dapat kita katakan sebagai serial killer. Jutaan mahluk hidup bersemayam mengerikan dengan predikat "positif". Seakan tak cukup lara yang dirasakan oleh nusantara, duka pun bersambung di tahun ini, dua ribu dua puluh satu.

Tanah pusaka dibungkam oleh bencana alam di awal pembuka tahun, ribuan doa baik dari pejabat atau pun fakir terucap dalam lisan dan kalbu agar derita nan pilu ini segera berakhir. Namun apa daya, takdir selalu memiliki cara yang tak terduga untuk membuktikan kuasanya. Seakan tak berhenti membuat ibu pertiwi menangis tersedu, teror pun datang entah dari mana, menghujani Indonesia untuk menggoyahkan ideologi Pancasila.

Bom bunuh diri Makassar dan serangan teror di Mabes Polri Jakarta baru-baru ini bukanlah luka baru. Ingatkah kalian kepada kisah lama bom Thamrin dengan embel ISIS, bom Kampung Melayu yang menodai bulan suci pada saat itu, tragedi pembunuhan lima polisi di Mako Brimob, bom di tiga gereja di Surabaya menjelang kenaikan Isa Almasih, bom di rumah susun Wonocolo, Sidoarjo yang lagi-lagi berkiblat pada kedok ISIS, dan bom di pos pengamanan Tugu Kartosuro, Sukoharjo yang juga terpapar radikalisme ISIS pada hari -- H Idul Fitri.

Mengapa kekacauan di bumi pertiwi ini tak kunjung usai? Kurang kuatkah ideologi yang berdiri di negeri ini sehingga menimbulkan banyak kekacuan? Apakah negeri ini terlalu majemuk hingga sulit untuk disatukan? Masih banyak pertanyaan di benak saya yang membuat hati ini menjadi geram. Entah pemikiran gila macam apa yang berhasil mencuci otak para teroris untuk melakukan aksi terornya. Entah siapa pula yang menjadi dalang dan bertanggung jawab secara utuh atas semua kekacauan yang menimpa negeri ini.

Jika pertanyaan-pertanyaan tersebut dilontarkan kepada saya, saya dengan lugas akan menjawab bahwa ideologi Pancasila adalah ideologi final dan paling tepat untuk Indonesia. Mengapa demikian? Apakah tidak perlu dirubah menjadi ideologi Islam meski jumlah penduduk Islam Indonesia menempati status mayoritas dengan jumlah kurang lebih dua ratus dua puluh sembilan juta jiwa? Tentu saja tidak! Perlu ditekankan, Pancasila adalah ideologi negara bukan ideologi agama, dan Indonesia merupakan himpunan masyarakat yang membentuk wilayah kesatuan bernama "negara" Indonesia bukanlah sebuah agama atau kepercayaan. Sehingga Pancasila-lah yang menjadi jodoh hidup mati bagi Indonesia secara mutlak.

Namun, mengapa masih ada manusia-manusia yang buta hatinya terhadap fakta ini? Yang menimbulkan kerusuhan-kerusuhan untuk menggoyahkan stabilitas negara, yang melakukan perbuatan-perbuatan keji dan terkutuk untuk menyakiti sesama, mengapa? Karena adanya konflik, entah itu permasalahan etnis atau pun masalah agama dan bisa juga karena adanya ketidakpuasan rakyat terhadap distribusi ekonomi yang diberikan oleh pemerintah. Akankah alasan itu pantas menjadi latar belakang aksi terorisme? Tentu saja tidak, hanya sesama kaum merekalah yang membenarkan perbuatan biadab teror seperti bom, baku tembak, dan penyerangan-penyerangan lainnya.

Kita hidup di negara yang sangat kaya, baik kaya akan pulau, ras, bahasa, adat, istiadat, agama, kebudayaan, etnis, suku, dan masih banyak keberagaman lainnya. Jadi kita tidak bisa memaksakan ideologi Islam menjadi dewa di negera ini. Indonesia sudah menjamin persamaan hak asasi yang akan diperoleh setiap warga negaranya baik dalam Undang-Undang dan Pancasila pada butir kedua. Kekuatan sila "Persatuan Indonesia" --lah yang paling dapat kita andalkan untuk menguatkan dan menghargai sesama. Harusnya keberagaman inilah yang akan mengokohkan tanah air ini agar menjadi negara yang kuat dan bersatu. Indonesia merupakan negara yang kaya, tentram, indah, dan memiliki banyak potensi. Berbanggalah, usah kau ubah-ubah lagi apa yang menjadi identitas negri ini.

Bangunlah kawan, bukalah mati hati kalian. Tak malukah kalian pada garuda yang cakarnya dengan kuat mencengkram pita Bhineka Tunggal Ika? Jika kalian salah satu dari teroris itu, hentikan. Masih ada waktu untuk memperbaiki semua kekacauan ini. Kita adalah saudara, tak sepantasnya saling merengut nyawa.

Teruntuk Bapak dari kepolisian dan militer, semangat 45 mengemban amanah negara ini, jerih payah, usaha, serta keringat kita semua akan berbuah baik suatu saat nanti. Terus pertahankan apa yang menjadi kedaulatan negara ini. Tetap maju, pantang menyerah.

For you guys all the readers, terus tularkan vibes positif ke sekitar kita. Karena kita tak tahu secara pasti, siapa saja, apa yang dirasakan, dan apa yang melatar belakangi orang-orang dengan paham yang terlalu bergaris keras seperti itu melakukan aksinya. Keep positive and be smart! Hope all the troubles in this world will end soon. Salam sehat, jangan sampai sekarat! ;)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun