Mohon tunggu...
Ahmad Fawzy
Ahmad Fawzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIBA Arraayah

طالب العلم من المهد إلى اللهد

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Gaza - Masalah dan Tantangan

28 Mei 2021   08:25 Diperbarui: 28 Mei 2021   08:27 121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaza berada dalam kendali kelompok militan Palestina yaitu Hamas, yang telah berkali-kali terlibat bentrok dengan tentara Israel. Israel, dalam hal ini bekerjasama dengan Mesir untuk memperketat perbatasan Gaza demi menghentikan kelompok Hamas untuk mendapatkan senjata.

Warga Palestina di Gaza dan Tepi Barat mengatakan mereka menderita karena tindakan dan pembatasan Israel. Namun Israel berdalih bahwa pihaknya hanya bertindak untuk melindungi diri dari kekerasan Palestina.

Israel mengklaim seluruh Yerusalem sebagai ibu kotanya, status yang umumnya tidak diakui secara internasional. Sementara Palestina menginginkan Yerusalem Timur - yang direbut oleh Israel dalam perang Arab-Israel 1967, sebagai ibu kota negara masa depan.

Pembicaraan damai telah berlangsung selama lebih dari 25 tahun, tetapi sejauh ini belum menyelesaikan konflik tersebut. Tantangan utama termasuk apa yang harus terjadi pada pengungsi Palestina, apakah permukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki harus tetap atau dihilangkan. Tantangan besar lainnya yang dihadapi oleh keduanya adalah apakah kedua belah pihak harus berbagi Yerusalem. Tantangan paling rumit adalah apakah negara Palestina harus didirikan berdampingan dengan Israel atau tidak.

Serangan brutal Israel ke warga sipil Palestina, hemat penulis, tidak terlepas dari Proyek Zionis untuk Timur Tengah, yang juga menjadi bagian integral dari kebijakan luar negeri AS, yaitu maksud Washington untuk memecah dan memporakporandakan Timur Tengah. Keputusan Trump, sewaktu menjabat sebagai presiden AS, untuk mengakui Yerusalem sebagai ibukota Israel dimaksudkan untuk memicu ketidakstabilan politik di seluruh kawasan.

Jika dilihat dalam konteks ini, Rencana Zionis untuk Timur Tengah berkaitan erat dengan invasi AS ke Irak pada tahun 2003, perang 2006 di Lebanon, perang 2011 di Libya, perang yang sedang berlangsung di Suriah, Irak dan Yaman, belum lagi krisis politik di Arab Saudi.

Proyek "Israel Raya" bertujuan untuk melemahkan dan akhirnya membuat negara-negara Arab tetangga menjadi bagian dari proyek ekspansionis AS-Israel, dengan dukungan NATO dan Arab Saudi. Dalam kaitan ini, pendekatan yang dilakukan oleh Saudi-Israel berasal dari sudut pandang Netanyahu sebagai sarana untuk memperluas wilayah pengaruh Israel di Timur Tengah, termasuk juga dalam menghadapi Iran, musuh besar Israel dan AS di Timur Tengah. Dalam hal ini, tak perlu diragukan lagi, proyek "Israel Raya" konsisten dengan desain kekaisaran AS.

"Israel Raya" terdiri dari daerah yang membentang dari Lembah Nil sampai ke Efrat. Menurut Stephen Lendman, "Sekitar satu abad yang lalu, rencana Organisasi Zionis Dunia untuk sebuah negara Yahudi termasuk: Palestina yang bersejarah; Lebanon Selatan sampai Sidon dan Sungai Litani; Dataran Tinggi Golan Syria, Dataran Tinggi Hauran dan Deraa; dan tentu mengendalikan Kereta Api Hijaz dari Deraa ke Amman, Yordania dan juga Teluk Aqaba."

Sejumlah Zionis menginginkan lebih -- tanah dari Sungai Nil di Barat sampai ke Sungai Efrat di Timur, yang terdiri dari Palestina, Lebanon, Suriah Barat dan Turki Selatan.

Proyek Zionis mendukung gerakan permukiman Yahudi. Secara lebih luas, ini melibatkan sebuah kebijakan untuk mengecualikan orang-orang Palestina dari negerinya hingga mengarah pada aneksasi terakhir, yaitu Tepi Barat dan Gaza ke Negara Israel. Atas dasar inilah, Israel menjadikan serangan udaranya di Gaza dalam sepekan terakhir ini adalah momentum untuk memuluskan proyek "Israel Raya" tersebut sembari menakar seberapa kekuatan internal Palestina dan dukungan internasional terutama dari negara-negara Muslim terhadap Palestina.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun