Mohon tunggu...
Ahmad Fawzy
Ahmad Fawzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIBA Arraayah

طالب العلم من المهد إلى اللهد

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimisme di Tengah Krisis

28 Maret 2021   16:23 Diperbarui: 31 Maret 2021   05:51 266
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi optimis. Foto: archistudent.net

Lalu, bagaimana cara kaum muslimin bisa mengalahkan bangsa Romawi yang sudah berabad-abad memimpin peradaban dunia? Sementara jumlah pasukan tak seimbang? ---sesungguhya disitulah peran penting sikap optimisme.

Para sahabat optimis bisa menang, ba'dallah, atau lewat pertolongan Allah, kemajuan usaha sungguh-sungguh karena adanya harapan dan optimisme, nyatanya bisa membuat yang sulit menjadi mudah, yang tak mungkin di mata manusia, akhirnya menjadi mungkin.

Membangun Optimisme 

Pembaca yang budiman, berikut ini adalah Syarat-syarat membangun sikap optimis yang dikembangkan oleh salah seorang motivator bernama Brian Tracy yang bisa Anda gunakan ketika dihadapkan pada sebuah tantangan dan untuk memastikan bahwa Anda dan juga saya tetap berada pada Jalur optimisme yang tinggi.

Syarat yang pertama untuk menjaga sikap optimis adalah dengan mengontrol reaksi dan tanggapan Anda ketika dihadapkan pada sebuah tantangan. Sosok optimis dan seorang pesimis cenderung memiliki reaksi yang sangat berbeda saat menghadapi hal ini. Yang optimis akan melihat tantangan di depannya hanya bersifat sementara. Sedangkan yang pesimis menganggap, tantangan itu akan ada untuk selamalamanya (bersifat permanen).

Sosok optimis melihat peristiwa yang tidak menguntungkan jika dianggap sebagai pesan gagal dan menganggap hal ini sebagai peristiwa sementara, karena memang sifatnya terbatas waktu dan tidak memiliki dampak nyata baginya di masa depan. 

Lain halnya dengan orang yang pesimis, di sisi lain melihat peristiwa negatif sebagai sesuatu yang permanen, menyandarkannya sebagai buah kesalahan kehidupan bahkan cenderung menyalahkan takdir, Apabila Anda menemukan diri Anda dalam situasi seperti ini, luangkan waktu sejenak untuk benar-benar merenungkan tantangan sebelum Anda bereaksi, cobalah untuk memvisualisasikan langkah selanjutnya menuju perbaikan daripada menanggapi kemunduran di masa lalu yang tidak bisa Anda kendalikan.

Syarat yang kedua, cobalah untuk mengisolasi setiap peristiwa. Perbedaan lain dari orang-orang optimis dan pesimis adalah si optimis melihat segala kesulitan sebagai peristiwa yang sebenarnya bisa dicari ujung talinya. Sementara, bagi jiwa yang pesimis, nalarnya kerdil. Ia hanya melihat masalah sebagai sebuah hal yang susah. Percuma dicarikan solusi, karena tak akan bisa didapatkan. Artinya hanya fokus kepada kesalahan dibandingkan mencari solusi atas permasalahan.

Orang yang pesimis ini lupa firman Allah yang artinya: "Karena sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan." (QS. Al Insyirah: 5-6).

Syarat yang ketiga agar konsisten bersikap Optimis terhadap tantangan adalah melihat kemunduran dari usaha yang kita lakukan sebagai peristiwa yang memotivasi agar bisa bangkit menuntaskannya. Jika memang benar segala ikhtiar telah dilakukan namun masalah tetap saja terjadi, itu semata-mata bukan karena kita memang gagal. Hanya saja Allah hendak melihat proses panjang kita. 

Allah hendak menginginkan kita bekerja lebih keras lagi. Allah tak ingin kita jadi hamba-hamba yang gemar berputus asa dari rahmat Allah. Cobalah luangkan waktu sejenak untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Anda selalu mampu melakukan perubahan karena tidak ada yang pasti di dunia ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun