Mohon tunggu...
Ahmad Fawzy
Ahmad Fawzy Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa STIBA Arraayah

طالب العلم من المهد إلى اللهد

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Masa-masa Sulit dan Kepedulian Kita

26 Maret 2021   21:19 Diperbarui: 26 Maret 2021   21:21 141
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: babblegiving.org

Dini hari masih begitu muda kala itu. Mata-mata terkatup dalam tidur yang nyenyak. Mereka semua menutup hari dengan cara yang biasa. 

Menyangka akan terlelap dalam senyap dan esoknya akan kembali menjalani kehidupan seperti kemarinkemarin. Tapi, takdir berkata lain. Mudah saja bagi-Nya untuk memerintahkan bumi berguncang. 

Guncangan yang tercatat 6,2 SR itu meruntuhkan bangunan-bangunan yang berdiri kokoh. Membangunkan dengan paksa dan membuat orang-orang tumpah ruah ke jalanan. Rumah-rumah bukan lagi menjadi tempat yang aman.

Beberapa di antaranya justru menimpa tuannya hingga harus menghembuskan nafas terakhir dan menutup mata selama-lamanya.

Bulan pertama dalam kalender tahun ini bahkan belum selesai. Tapi, duka demi duka seolah dipergilirkan, panggilmemangil. 

Dibuka dengan tragedi jatuhnya pesawat Sriwijaya Air, gempa di Sulawesi Barat, banjir di Kalimantan Selatan dan di sejumlah daerah lainnya.

Gelombang tinggi di pesisir Natuna dan Manado, puting beliung di Cirebon, longsor di sejumlah tempat, erupsi Gunung Sinabung dan Semeru, dan kabar-kabar duka dari wafatnya sejumlah tokoh yang dikenang dengan keshalihannya. 

Semua itu dibungkus berbagai hal tersebut membuka mata dan kesadaran kita tentang betapa lemah dan tak berdayanya kita sebagai manusia.

Mengetuk Nurani untuk Peduli

Jika kita berkaca pada sejarah para umat terbaik, maka akan kita dapati betapa beningnya hati mereka ketika berbicara tentang kepedulian kepada sesama manusia. Tersebutlah peristiwa hijrah yang fenomenal itu. 

Sebuah catatan sejarah yang menghadirkan para Muhajirin dan Anshar sebagai tokoh utamanya. Dua kelompok besar yang tak pernah berjumpa sebelumnya, tak pula punya ikatan darah yang mempersambungkan nasabnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun