Keberadaan manusia di bumi sudah ada sejak 50.000 tahun yang lalu. Dimana menurut sains dan sejarah, manusia saat itu masih dalam keadaan yang kekurangan.
Saat ini, populasi umat manusia mencapai 7,8 miliar orang, yang hidup dan tersebar diseluruh dunia. Dengan kemajuan teknologi dan alat kesehatan pada era ini, tingkat persentase manusia untuk hidup menjadi lebih terjamin karena sudah ditemukan obat - obat kesehatan.
Sebuah lembaga di Amerika, Population Reference Bureau (PRB) mengklaim telah berhasil memperkirakan jumlah total manusia sejak 50.000 tahun sebelum Masehi. Carl Haub dari PRB mengatakan bahwa perkiraan jumlah manusia yang lahir di bumi sekitar 108.2 miliar orang. Berbagai kejadian seperti bencana alam, wabah, bahkan perbuatan manusia seperti perang menjadi sebab kematian umat manusia.
Populasi manusia yang terus meningkat tentu membutuhkan lebih banyak lahan untuk ditinggali, sebagai makhluk sosial manusia lebih condong untuk hidup berkelompok sehingga dapat membantu satu dengan yang lainnya.
Pembukaan lahan yang tidak teratur ditambah dengan peningkatan populasi yang tidak terkendali banyak menyebabkan kerusakan lingkungan yang berdampak pada ekosistem makhluk hidup. Pendirian pabrik tanpa mempertimbangkan kondisi lingkungan juga menghasilkan apa yang kita kenal sekarang dengan global warming.
Hal ini merupakan investasi manusia terhadap bumi dengan cara yang keliru, sehingga apabila kegiatan yang menimbulkan polusi terus dilakukan tanpa kendali, diperkirakan es yang mencair di kutub utara dapat menenggelamkan florida, singapura bahkan jepang. Menurut Direktur Divisi Ilmu Bumi NASA Michael Freilich.
Selain global warming, dampak lain perubahan iklim yang mempengaruhi ekosistem dan kebiasaan manusia diseluruh dunia adalah salju turun di jazirah arab tepatnya di wilayah Tabuk. Persentase turun hujan salju di jazirah arab semakin tinggi dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini. Sebelumnya hujan salju terjadi pada tahun 1950 dan tidak pernah terjadi lagi hingga 14 februari 2016, 18 februari 2021 dan terakhir pada 1 januari 2022.
Jika keserakahan manusia terus berlanjut tanpa memperdulikan keseimbangan alam, bukan tidak mungkin alam yang akan kembali menaklukan manusia.