Mohon tunggu...
Fawwaz SyafrilDirana
Fawwaz SyafrilDirana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Psikologi

Mahasiswa psikologi tahun ke-3, Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Tertarik pada kemajuan teknologi, manusia, kesehatan mental dan social enterprise

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenali Ciri Percobaan Bunuh Diri, Ini Cara Hadapinya

30 Desember 2021   14:12 Diperbarui: 30 Desember 2021   14:15 265
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Semenjak viralnya kasus bunuh diri seorang mahasiswi asal Universitas Brawijaya, perhatian pada isu bunuh diri di Indonesia semakin meningkat.  Bunuh diri adalah tindakan seseorang yang mengakhiri kehidupannya sendiri. Peristiwa ini biasanya rekat dengan masalah kesehatan mental yang dapat terjadi pada siapapun, tanpa memandang status sosial. Maka dari itu, merupakan upaya yang baik apabila kita mengenali ciri-ciri orang beresiko melakukan bunuh diri agar dapat segera mengambil tindakan.

WHO menyatakan bahwa kasus kematian akibat bunuh diri terhitung lebih dari 800.000 kematian per tahun atau 1 kematian setiap 40 detik. Padahal, data di atas belum termasuk angka percobaan bunuh diri. Di negara Indonesia, bunuh diri sendiri merupakan masalah serius. Terdapat sekitar 9.000 orang meninggal akibat bunuh diri di setiap tahunnya.

Perlu diketahui, bahwa bunuh diri dapat dicegah. Tidak masalah jika kita berbicara tentang bunuh diri. Bertanya tentang bunuh diri tidak akan meningkatkan keinginan seseorang untuk melakukan bunuh diri. Malah, seringkali itu mengurangi kecemasan, dan membuat seseorang merasa dipahami.

Fakta Tentang Bunuh Diri

Bunuh diri merupakan isu yang paling sulit dilacak dan diprediksi hingga hari ini. Bunuh diri terjadi dua kali lipat lebih tinggi pada pria daripada wanita di Indonesia maupun dunia. Negara dengan penghasilan yang rendah hingga menengah mencapai tingkat bunuh diri sebesar 77%, dan sebesar 60% yang melakukan bunuh diri tidak akan mencari bantuan. Bahkan, kebanyakan pelaku bunuh diri sudah melakukan kontak dengan perawatan kesehatan. 

Penyebab Upaya Bunuh Diri

Terdapat dua kondisi psikologis utama yang menyebabkan seseorang ingin melakukan bunuh diri, yaitu menganggap diri sendiri sebagai beban bagi orang lain, perasaan tidak terhubung dengan orang lain, memiliki gambaran diri dan emosi negatif yang berasal dari anggapan ketidakberdayaan dirinya berdampak pada orang lain, dan merasa tidak dapat mengendalikan kehidupannya.

Orang yang Beresiko Melakukan Bunuh Diri

Resiko percobaan bunuh diri lebih tinggi pada mereka yang pernah menjadi korban pemerkosaan, pelecehan, masalah alkohol atau narkoba, pernah ikut berperang, menderita sakit kronis, terisolasi dari kehidupan sosial, kekerasan fisik atau mental sehingga menyebabkan traumatis atau perudungan, bahkan mereka yang mendapat tekanan emosional yang parah, seperti kehilangan orang yang sangat dicintainya. Kondisi ekonomi juga meningkatkan ide dan perilaku bunuh diri.

Berikut beberapa gangguan mental yang dapat meningkatkan resiko bunuh diri seseorang: Depresi Berat (biasanya memiliki ciri perasaan putus asa, tidak memiliki minat dan motivasi hidup, dan suasana hati buruk), Gangguan Bipolar (penderita akan mudah mengalami perubahan suasana hati secara drastis, misalnya merasa sangat bergembira padahal sebelumnya sedih), Gangguan Kepribadian Ambang atau Borderline Personality Disorder (mengalami ketidakstabilan emosi dan sulit berkegiatan sosial), Skizofrenia (penderita sulit percaya pada orang lain atau paranoid, halusinasi, dan memiliki perilaku aneh), Gangguan Adiksi (ketergantungan pada rokok, alkohol, narkoba, seks, dan game), dan Anoreksia Nervosa (merasa dirinya gendut sehingga melakukan upaya penurunan berat badan secara ekstrim, seperti diet ekstrem atau meminum obat berlebihan).

Orang yang pernah melukai diri sendiri atau mungkin melakukan percobaan bunuh diri dapat dijadikan oleh seseorang sebagai landasan untuk aksi selanjutnya. Upaya bunuh diri di masa lalu dapat menjadikan seseorang lebih terbiasa dengan rasa sakit sehingga menjadi tidak takut untuk melakukan aksi bunuh diri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun