Mohon tunggu...
FAWER FULL FANDER SIHITE
FAWER FULL FANDER SIHITE Mohon Tunggu... Penulis - Master of Arts in Peace Studies
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tidak cukup hanya sekedar tradisi lisan, tetapi mari kita sama-sama menghidupi tradisi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Steoretip: Fasih Bahasa Inggris Lebih Pintar

7 Agustus 2021   00:46 Diperbarui: 7 Agustus 2021   00:48 432
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keterangan: Foto ini pada saat penlis mengikuti pertemuan Global Goals Summit. (Dokpri).

PENGALAMAN

Dalam pengamatan sehari-hari ketika berinteraksi dengan orang banyak, ada pemahaman yang muncul, jika orang yang fasih dalam berbahasa Inggris akan dianggap lebih pintar dari pada mereka yang memberikan keterangan hanya dengan menggunakan bahasa Indonesia.

Pengalaman ini bukan satu /dua kali saya temui, tetapi sudah berkali-kali, contoh di dalam forum-forum seminar atau diskusi, para peserta cendrung menilai pemateri yang berbobot itu, yang menggunakan bahasa-bahasa ilmiah dan bahasa Inggris, sedangkan pemateri yang menggunakan bahasa Indonesia dianggap lebih rendah, padahal seminar tersebut berlangsung menggunakan bahasa Indonesia/seminar nasional bukan seminar Internasional.

Dengan pengalaman ini saya sempat terpikir, apakah orang-orang Indonesia sudah mulai tidak mencintai bahasanya ya? Atau orang-orang Indonesia malu dengan bahasanya ya? Sebenarnya apa yang terjadi dengan kita?, mengapa kita lebih bangga kepada bahasa Negara lain?, kenapa kita bisa lebih bangga dengna budaya Negara lain?

Ternyata setelah di telusuri lagi, bahkan sering kita temui pemuda saat ini tidak lagi mengerti bahasa sukunya sendiri, dan terkadang dalam berbahasa Indonesia juga tidak begitu bagus, namun niatnya untuk belajar bahasa Inggris cukup dapat kita apresiasi.

Tidak hanya bahasa juga, pemuda sekarang juga banyak yang tidak mengetahui budayanya lagi, bahkan dia lebih hapal bagaimana budaya-budaya Negara lain, dan bahkan dia hidupi dengan gayanya sehari-hari, melalui fashion yang dia gunakan.

RESOLUSI

Dengan penjelasan diatas penulis bukan hendak mengatakan bahasa Inggris itu tidak penting, tetapi yang ingin dikatakan memahami bahasa ibu (Bahasa Indonesia dan Bahasa Suku) itu juga penting agar kita tidak kehilangan jati diri/identitas kita selaku warga Negara Indonesia dan suku bangsa yang ada di Indonesia.

Kita juga harus mampu melihat secara objektif, tidak serta-merta yang menggunakan bahasa Inggris akan lebih pintar/cerdas. Jika kita sendiri selaku orang Indonesia tidak bangga dengan bahasa kita sendiri, bagaimana lagi dengan Negara-negara lain.

Namun terkadang kita juga dikejutkan dengan hal-hal yang unik, di Indonesia banyak kampus yang menerapkan masuk menjadi mahasiswanya/yang ingin mendapatkan beasiswa dari negara harus memiliki Toefl bahasa Inggris, padahal kuliahnya di Indonesia, dosennya orang Indonesia, literatur buku Indonesia, tetapi ada standar bahasa Inggris.

Tetapi bagi sebagian orang tentu hal ini bukan menjadi persoalan yang serius, karena mereka akan mengatakan kalau bahasa Inggris itu bahasa Internaisonal yang harus kita pahami, terkhususnya yang hendak menjadi akademisi, tetapi jika kita lihat bagaimana buku-buku yang luar biasa itu tidak semua ditulis dalam bahasa Inggris, bahkan ada yang bahasa Indonesia seperti buku "Dibawah Bendera Revolusi" yang ditulis oleh Ir. Soekarno yang kemudian diterjemahkan ke dalam banyak bahasa.

Di beberapa Negara juga ada yang membuka bimbingan/les bahasa Indonesia, dan bahkan ada Negara yang membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa keduanya mereka seperti Vietnam dan banyak pemuda Vietnam belajar bahasa Indonesia.

Tentunya bukan suatu tugas yang mudah jika kita ingin membuat bahasa Indonesia menjadi bahasa Internasional, karena akan banyak faktor yang mempengaruhi untuk sampai ke titik tersebut, tetapi setidaknya seperti Jerman, Russia, China dll yang menerapkan bagi mereka yang hendak sekolah,kuliah/bekerja kenegaranya harus mengetahui bahasa Negara mereka.

Selaku pemuda yang akan menjadi harapan penerus bangsa, idealnya tetap mencintai dan bangga pada Indonesia, bangga dengan bahasanya, bangga dengan sukunya, jika hal itu sudah mulai luntur dari pemuda maka Negara ini sedang tidak baik-baik saja. 

Catatan:

Mohon maaf jika tulisan saya tidak berkenan kepada anda. Terimakasih

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun