Mohon tunggu...
FAWER FULL FANDER SIHITE
FAWER FULL FANDER SIHITE Mohon Tunggu... Penulis - Master of Arts in Peace Studies
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tidak cukup hanya sekedar tradisi lisan, tetapi mari kita sama-sama menghidupi tradisi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Sistem Tata Kota Kapitalisme

22 Juni 2019   15:57 Diperbarui: 22 Juni 2019   16:06 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sitem Tata Kota Kapitalisme merupakan cara penataan kota dengan kekuatan pemilik modal, sehingga penataan kota akan menimbulkan pengkelasan antara si kaya dan si miskin.

Si mikin akan tidak akan mati namun tidak akan diberikan ruang untuk berkembang, di dalam sistem tata kota kapitalisme.

Tata kota kapitalisme akan mengorientasikan pembangunan pada gedung atau bagunan fisik serta yang merujuk pada pasar-pasar yang membutuhkan modal-moda besar.

Secara defenisi Kapitalisme atau Kapital adalah sistem ekonomi di mana perdagangan, industri dan alat-alat produksi dikendalikan oleh pemilik swasta dengan tujuan memperoleh keuntungan dalam ekonomi pasar. Pemilik modal dalam melakukan usahanya berusaha untuk meraih keuntungan sebesar-besarnya. (Sumber: Wikipedia).

Dengan demikian semakin jelas, bagaimana tata kota kapitalisme akan mempertunjukkan tinggi-tingginya gedung, besar-besarnya pasar modren, sehingga akan berdampak negatif bagi keadilan perekonomian.

Konsep ekonomi yang berkeadilan, harus tetap mengkedepankan penghidupan kebutuhan bersama, tidak menciptakan kelas-kelas sosial yang semakin membuat jurang pemisah antara sikaya dan simiskin semakin jauh.

Tata Kota kapitalisme akan semakin mengkikis nilai-nilai sosial dan budaya serta interaksi sosial akan hilang, dikarenakan seluruh ekonomi kapitalis hanya berorientasi 100% keuntungan pemilik modal, dia tidak akan pernah berpikir tentang keadilan ekonomi.

Penulis: Fawer Full Fander Sihite

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun