Mohon tunggu...
FAWER FULL FANDER SIHITE
FAWER FULL FANDER SIHITE Mohon Tunggu... Penulis - Master of Arts in Peace Studies
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Tidak cukup hanya sekedar tradisi lisan, tetapi mari kita sama-sama menghidupi tradisi tulisan.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Kabar Mayat dari Danau Toba

5 Mei 2019   13:14 Diperbarui: 5 Mei 2019   13:16 33
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Jawa Pos

Kegembiraan liburan, menjadi duka yang tak berkesudahan. Keindahan pantulan alam mu telah pergi menjadi kematian.

Pagi itu, engkau masih tersenyum kecil.
Bergegas pergi menikmati pandangan indah,
Pamitan dan melangkah, hingga tiba di dermaga pelabuhan pelayaran tanpa pengamanan itu.

Menghirup udara di tepi pantai, terasa sesak dan takut. Ku ingin cepat dan cepat tiba diseberang sana, untuk mengabarkan berita mayat dari danau toba.

Ku tertawa dalam kematian ku,
Karena mereka mencari mayat ku,
Pikir ku...aku akan terapung sendiri jika mayat ku mulai membusuk.

Teriak, jeritan ku....engkau abaikan, dan bahkan engkau tidak hadir disana.
Engkau bukan pahlawan, engkau adalah pecundang malang.

Mayat ku terapung tanpa pelampung,
Mereka benar-benar hanya memikirkan untung.
Ku dengar kabar mayat dari danau toba,
Sudah selayaknya engkau dituntut dan jadi tersangkah.

Sukacita ku, engkau ubah jadi dukacita,
Karena kabar mayat dari danau toba.

By: Fawer Full Fander Sihite

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun