Mohon tunggu...
Fawaizzah Watie
Fawaizzah Watie Mohon Tunggu... wiraswasta -

Perempuan. Duapuluhan. \r\n\r\n\r\nhttp://fawaizzah.wordpress.com/

Selanjutnya

Tutup

Edukasi

Ujian Kesabaran di Masa Ngidam

10 November 2013   10:53 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:21 5130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Beauty. Sumber ilustrasi: Unsplash

Hamil tentu merupakan momen yang sangat ditunggu bagi pasangan menikah.Betapa seorang perempuan merasa istimewa saat mendapati dirinya tengah hamil.Tak terkecuali saya saat ini.Ya, Juni lalu saya telah berikrar untuk menjalani hidup bersama dengan seorang lelaki yang belum lama saya kenal.Perkenalan yang singkat itu nyatanya membuat kami mantap untuk melangkah ke jenjang pernikahan.

Juli, bulan berikutnya, dengan sebuah alat kecil bernama test pack, saya dinyatakan hamil.Sebuah kenyataan yang membuat saya bingung.Tak menduga.Bahkan tak percaya.Pertanyaan bodoh pun sempat melintas dalam benak saya,”kok bisa?”

Sorenya, kami langsung periksa ke Bidan.Dan Bu Bidan membuat kami, saya khususnya semakin bingung saat beliau berkata bahwa usia kehamilan saya sudah 5 minggu.“Tapi Bu, saya nikahnya belum ada sebulan!”Saya menikah tanggal 18 Juni dan periksa kehamilan tanggal 15 Juli.

Bu Bidan tersenyum menanggapi kebingungan saya.Lalu menjawab,”Iya, Mba, ngitungnya mulai dari hari pertama haid terakhir.”Ya, ya saya memang mendapatkan menstruasi pada tanggal 8 Juni.Sepuluh hari menjelang akad nikah.Jadi, katanya, saat itu saya sedang dalam masa subur.

Awal kehamilan memang identik dengan masa ngidam.Banyak orang yang bilang jika tak semua wanita yang hamil atau kehamilan mengalami masa ngidam yang berat. Berat di sini dalam arti mual muntah yang berlebihan.Bahkan ada beberapa kehamilan pada wanita yang tak disertai masa ngidam ini.Tak merasakan apa pun.Dan saya, Alhamdulillah, diberi kesempatan untuk merasakan masa ngidam yang cukup berat.

Salah satu ciri awal kehamilan adalah penciumannya semakin tajam.Semakin sensitif.Hal ini juga telah saya ketahui jauh hari sebelum hamil, bahkan sebelum menikah dari situs-situs kehamilan yang saya kunjungi di internet.Tapi waktu itu, saya benar-benar tak menduga jika meningkatnya kepekaan penciuman sangat menimbulkan rasa tidak nyaman. .

Bagaimana tidak?

Keromantisan saya dan suami yang masih terhitung pengantin baru terganggu.Saya selalu pusing dan kemudian muntah jika mencium suami.Bau keringatnya tercium sangat tidak enak.Saya langsung memberinya kode untuk segera mandi.Nyatanya, setelah dia mandi pun saya masih merasakan hal yang sama.Aroma sabun dan sampo yang menguar dari tubuh dan rambutnya sangat membuat pusing.Anehnya, hal itu semua tak berlaku terhadap orang lain.Hanya oleh suami,jika didekati saya mual dan muntah.

Hal aneh lain yang cukup menyiksa membuat saya mual dan muntah adalah merasa mencium bau sayur basi di mana-mana.Baunya sangat membuat kliyengan dan muntah sewaktu-waktu di sembarang tempat.Sampai saya marah dan menyebut bahwa saya telah diikuti hantu.Karena hanya saya yang mencium bau itu.

Saya pun juga menjadi tak menyukai aroma wangi.Peralatan kosmetik saya tak tersentuh.Saya minta dibelikan sabun mandi yang tidak ada baunya.Bahkan, minyak wangi suami saya buang ke tempat sampah karena masih saja sering dia pakai kalau mau pergi atau ke masjid.Meski dengan sembunyi-sembunyi, tapi baunya tak bisa dibohongi.

Hal lainnya lagi adalah saya muntah setelah menyentuh air.Baik setelah mandi mau pun setelah wudu.Ini yang sangat merepotkan.

Setidaknya, itulah beberapa hal aneh yang saya alami selama ngidam.Perihal makanan, lain lagi.

Selama masa ngidam yang kurang lebih dua bulan (usia kehamilan 2 – 3 bulan), tak banyak makanan yang bisa masuk ke perut.Sesuap nasi bisa masuk itu rasa-rasanya sudah cukup bagus.Syukur kalau tak dimuntahkan lagi.Di saat-saat seperti ini, baik orang tua maupun suami selalu menawarkan makanan yang tadinya saya sukai.Tapi saya seakan kehilangan nafsu makan.Motivasi saya untuk memaksa makan adalah agar tetap hidup.

Beberapa kali saya meminta makanan yang kayaknya enak.Tapi setelah dicarikan, toh, nyatanya tak kemakan juga.Jadi, kadang saya merasa sungkan untuk meminta sesuatu.Meski mereka selalu menanyakan apa yang saya inginkan.

Dalam kurun waktu kurang lebih 2 bulan itu, berat badan saya turun drastis.Untunglah perut saya belum besar jadi tak nampak seperti seorang yang cacingan.Aih!

Berpikir bahwa semua hal ini adalah pengorbanan awal untuk menjadi seorang ibu rupa-rupanya mampu menjadi penghiburan dan obat mujarab untuk masa yang cukup sulit ini.

Masa ngidam ini juga merupakan ujian cukup berat bagi suami.Kami langsung pindah ke rumah kontrakan usai menikah.Tinggal hanya berdua sedang keadaan saya nyaris seperti bangkai hidup.Turun dari kasur dan keluar kamar hanya untuk urusan kamar mandi dan sholat.Saat itu, suamilah sebenar-benarnya pahlawan dalam hidup saya.Selain mencari nafkah, dia juga mengurus rumah dan mengurus saya, istrinya.Menyiapkan makan, mencuci pakaian dan semua pekerjaan rumah tangga dia kerjakan.

Saya sangat bersyukur memilikinya.Suami yang sangat sabar, tangguh dan jarang sekali mengeluh.

Memasuki bulan ke empat, semua keluhan berangsur berkurang lalu semakin tak terasakan.Makan apa saja juga sudah terasa enak.Bahkan tiada waktu tanpa camilan.Selalu saja merasa lapar.Dan di usia kehamilan yang ke empat ini berat badan saya mulai naik 5 kg dari bulan sebelumnya.Ah!

Kini, usia kehamilan saya sudah memasuki bulan ke 5.Gerakan-gerakan dedek bayi di perut juga sudah aktif.Bahkan tendangan-tendangannya juga sudah dapat saya rasakan.Segala hal yang saya alami semasa ngidam terasa terlupakan.Menyisakan kebahagiaan saat menikmati sensasi gerakannya di dalam perut.

Ya, semoga kehamilan saya berkah, mudah, lancar.Kami selalu sehat, murah rejeki, lahir sempurna tanpa suatu kekurangan pun.

“Jadi anak sholeh, ya, Nak.”

Mohon tunggu...

Lihat Konten Edukasi Selengkapnya
Lihat Edukasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun