Mohon tunggu...
Fauzi Saleh
Fauzi Saleh Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis adalah meditasi dalam kehidupan

Pembaca, Peneliti, penulis, dan Konsultan sebuah lembaga survey dan politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Pemerintah Gagap Teknologi? (Lemahnya Pengenalan Fungsi Aplikasi My Pertamina)

18 Juli 2022   14:08 Diperbarui: 18 Juli 2022   14:14 426
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Wacana pemerintah Indonesia memanfaatkan teknologi aplikasi my pertamina untuk pembelian pertalite mendapatkan respon penolakan dari masyarakat (katadata, 2022). Survey yang dilakukan oleh Litbang Kompas, merilis bahwa jajak pendapat pada bulan Juli 2022 menunjukkan sebanyak 82,6% penduduk Indonesia tidak setuju. Ide pembelian bahan bakar pertalite menggunakan aplikasi merupakan gagasan agar subsidi tersebut diklaim dapat tepat sasaran. Pendapat yang dikemukakan oleh Komite Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas, Saleh Abdurrahman bertujuan untuk mengendalikan kesadaran masyarakat yang lebih mampu, agar mengkonsumsi BBM yang ramah lingkungan dan nonsubsidi.

Ide tersebut brilliant, sebab jika dapat diterapkan maka penggunaan pertalite dapat dikendalikan. Pertanyaan selanjutnya yang muncul, bagaimana memantau ketepatan verifikasi aplikasi tersebut ? hal ini merupakan persoalan mendasar mengenai ketersediaan data yang dimiliki oleh pemerintah dan indikator penetapan kelompok masyarakat yang mendapatkan ijin pembelian pertalite. Acuan data pemberian subsidi tersebut belum jelas dan rapi. Apakah berdasarkan jenis kapasitas mesin kendaraan ? tahun pembuatan ? atau data mengenai jumlah kepemilikan kendaraan pribadi ?

Secara teknis pengendalian bahan bakar minyak (BBM) perlu dikendalikan penggunaannya. Hingga saat ini di Indonesia masih ketergantungan dengan pemanfaatan bahan bakar fosil, meliputi minyak bumi, gas alam, dan batubara sebesar 86% (Indonesia energy Outlook, 2019). Ketergantungan tersebut akan menjadikan Indonesia darurat energi secara jangka Panjang disebabkan energi fosil yang sifatnya tidak dapat diperbaharui dan beresiko merusak lingkungan. Pemanfaatan aplikasi sebagai upaya pembatasan pembelian pertalite hanya langkah kecil dalam pembatasan konsumsi energi fosil. Penolakan yang diungkapkan masyarakat dalam hasil survey di atas, wujud sikap reaktif masyarakat karena pemerintah belum memberikan sosialisasi penggunaan aplikasi My pertamina. Keputusan pemerintah tersebut belum tertuang dalam kebijakan secara legal, sehingga sosialisasi belum massif dilakukan.

Dalam pendangan Science and Technology Studies (STS), konsep translasi belum dilalui oleh pemerintah sebagai aktor pembuat keputusan. Translasi merupakan kunci guna melihat proses-proses antar aktor dalam pemerintahan, jaringan dan teknologi dalam menghasilkan dan penggunaan aplikasi my pertamina. Konsep translasi memiliki tujuan melihat aspek sosial dalam kerja untuk menghasilkan dan penggunaan aplikasi my pertamina, translasi diperkenalkan oleh Michle Callon pada tahun 1986 dalam buku berjudul Some Elements of a Sociology of Translation. 

Penolakan masyarakat dengan penggunaan aplikasi, disebabkan sosialisasi yang lemah dari pemerintah. Masyarakat belum mendapatkan informasi cara penggunaan teknologi tersebut sebagai syarat pembelian pertalite. Hal tersebut menimbulkan polemic bagi masyarakat serta gelombang penolakan secara massif.

Dalam pandangan translasi antara teknologi dan manusia, hubungan keduanya berkelindan serta tidak terpisahkan. Pemerintah hanya fokus pada aspek teknis, penciptaan teknologi aplikasi my pertamina dan sosialisasi penerapannya. Fungsi aplikasi tersebut masih belum dilakukan oleh pemerintah, aspek sosio-teknik tersebut menimbulkan teknologi menjadi malfungsi. Malfungsi adalah dampak yang timbul, secara anggaran dan kebijakan , program tersebut berpotensi menjadi sia-sia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun