Mohon tunggu...
Fauzi Saleh
Fauzi Saleh Mohon Tunggu... Konsultan - Menulis adalah meditasi dalam kehidupan

Pembaca, Peneliti, penulis, dan Konsultan sebuah lembaga survey dan politik

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Opini Publik Masyarakat Indonesia Mengenai Konflik Palestina-Israel

3 Juni 2021   11:47 Diperbarui: 3 Juni 2021   13:08 826
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Keamanan. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Pixelcreatures

Konflik perebutan sumber daya alam mahfum terjadi di dunia. Perebutan wilayah yang hingga saat ini masih tetap berlangsung, seperti perebutan Laut Cina Selatan, antara lain Cina, Filipina, Taiwan, Vietnam, Malaysia, Brunei Darussalam, dan Indonesia semakin memanas tiap tahunnya. Konflik yang tidak kalah panas bahkan sampai menimbulkan korban jiwa adalah perebutan wilayah antara Israel dan Palestina. 

Konflik tersebut telah berlangsung sangat lama, kedua pihak sama-sama mengklaim berhak menduduki lahan tersebut sebagai tanah suci yang dijanjikan. 

Perebutan tersebut unik, sebab tanah yang dijanjikan dari berbagai sumber yang coba penulis kumpulkan tidak mengandung sumber daya alam seperti tanah wilayah timur tengah. 

Yerusalem sebagai pusat konflik diperebutkan oleh tiga agama mainstream, yaitu Islam, Kristiani, dan Yahudi.[1] Perebutan tersebut telah muncul sejak perang salib dimulai pada abad ke-11.  Dalam perang tersebut agama hanya sebuah bungkus, dari syahwat pemimpin kerajaan yang menginginkan perluasan wilayah kekuasaan.

Dukung bagi kedua Negara tersebut mengalir dari berbagai Negara di dunia. Indonesia salah satu yang memberikan dukungan terhadap Palestina diikuti oleh masyarakat. 

Merujuk data survei yang dilakukan oleh Saiful Mujani, sebesar 48% masyarakat Indonesia menyatakan dukungannya kepada Palestina dan hanya 42% saja yang mencoba membantu mencari jalan tengah untuk kedamaian Israel-Palestina. Angka tersebut diperkuat oleh sikap masyarakat Indonesia sebanya 65% menyetujui penyebab konflik tersebut adalah pertentangan antara Yahudi dan Islam, data tersebut diambil pada bulan Mei 2021.

Sejumlah angka tersebut memberikan gambaran sebagian mayarakat Indonesia hanya melihat konflik tersebut dalam kacamata agama. Jika diruntut sejarahnya sejak tahun 1946, kedua pihak saling mengklaim wilayah masing-masing. Palestina memiliki bukti peta bahwa pencaplokan wilayah oleh Israel dimulai dari wilayah selatan, kemudian berlanjut menguasai tepi barat, Jerusalem dan Jalur Gaza.

Beberapa pemberitaan media nasional kurang berimbang dalam memberikan informasi kepada pembaca. Tulisan berita lebih cenderung seperti upaya provokasi bahwa Palestina seolah menjadi korban serangan brutal Israel. 

Keberpihakan Indonesia menjadi sikap yang jelas namun media perlu memberikan hal yang informative sebagai penyedia informasi. Frame pemberitaan cenderung  membungkus konflik dengan agama, akhirnya mempengaruhi opini masyarakat tentang konflik agama antara islam dan non islam, seperti yang tersaji dalam data survey.

Data jajak opini masyarakat tersebut sepatutnya dapat dijadikan rujukan bagi Negara dan pihak media, agar menyuguhkan pemberitaan yang seimbang dan tidak berisi yang provokatif. Sebab jarang juga dijelaskan bahwa konflik tersebut antara Israel dan Hamas. 

Dalam wilayah Palestina terdapat dua kubu yang bertolak belakang pandangan politik, yaitu Hamas dan Fatah. Dua kutub politik tidak jarang terlibat konfik sehingga cukup mempengaruhi langkah politik Palestina secara keseluruhan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun