Mohon tunggu...
Fauzi NurAlamsyah
Fauzi NurAlamsyah Mohon Tunggu... Jurnalis - Kehidupan

Menciptakan kesan dalam sebuah tulisan Instagram : @Fauzinral

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengenang Tahun 2020, Selamat Datang 2021

6 Januari 2021   14:42 Diperbarui: 6 Januari 2021   14:59 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Tidak terasa tahun 2020 akan meninggalkan kita semua, tinggal menghitung hari. Tidak banyak kesan yang bisa di abadikan tahun ini, hanya lebih banyak berdiam diri dirumah karena adanya pandemi. 

Memang ya pandemi ini bisa menghancurkan semua harapan di tahun 2020 yang sudah di harapkan ditahun sebelumnya, belum lagi adanya orang yang memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan keuntungan, memanfaatkan kesempatan ini untuk merugikan kita, bertindak kriminal dan perselisihan antara masyarakat dan pemerintah yang bermunculan di tengah hiruk-pikuk yang sedang menyelimuti kita. Memang banyak cerita yang dialami, tapi bukan untuk diriku pribadi, melainkan untuk negara.

Virus corona dikonfirmasikan masuk pada bulan maret 2020. Menurut kemenkesRI, Coronavirus merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan.

Pada manusia biasanya menyebabkan penyakit infeksi saluran pernapasan, mulai flu biasa hingga penyakit yang serius seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Sindrom Pernafasan Akut Berat/ Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). 

Coronavirus jenis baru yang ditemukan pada manusia sejak kejadian luar biasa muncul di Wuhan Cina, pada Desember 2019, kemudian diberi nama Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARS-COV2), dan menyebabkan penyakit Coronavirus Disease-2019 (COVID-19). Dilansir dari web kemenkesRI, COVID-19 dapat menyebabkan gejala ringan termasuk pilek, sakit tenggorokan, batuk, dan demam. 

Sekitar 80% kasus dapat pulih tanpa perlu perawatan khusus. Sekitar 1 dari setiap 6 orang mungkin akan menderita sakit yang parah, seperti disertai pneumonia atau kesulitan bernafas, yang biasanya muncul secara bertahap. Walaupun angka kematian penyakit ini masih rendah (sekitar 3%), namun bagi orang yang berusia lanjut, dan orang-orang dengan kondisi medis yang sudah ada sebelumnya (seperti diabetes, tekanan darah tinggi dan penyakit jantung), mereka biasanya lebih rentan untuk menjadi sakit parah. Melihat perkembangan hingga saat ini, lebih dari 50% kasus konfirmasi telah dinyatakan membaik, dan angka kesembuhan akan terus meningkat.

Sebelumnya saya berfikir bahwa virus itu jauh disana dan tidak akan masuk ke Indonesia. Tapi ternyata salah, dengan cepat virus masuk dan menyebar di negara ini dengan membawa resiko yang sangat tinggi. Semua panik tidak ada persiapan sebelumnya, yang menjadikan semua orang tergesa-gesa memborong semua perlengkapan kesehatan dan vitamin. Ada juga orang yang menimbun masker demi tujuannya mencari keuntungan. Gimana bisa mereka berfikir seperti itu ditengah pandemi ini, yang harusnya kita menyelesaikan masalah bersama-sama namun mereka malah menambah masalah.

Sejarah baru yang muncul ditahun 2020 adalah dimana kita tidak bisa melakukan kegiatan seperti biasanya di luar rumah, untuk beribadah pun kita dibatasi dan harus mengikuti protokol kesehatan. Prilaku baru pun muncul untuk kita selalu memakai masker kapanpun, dimanapun kita melangkah. Prilaku itu menjadi sebuah kebudayaan baru yang harus diterima masyarakat untuk mecegah pencemaran virus corona. Sedih bukan, ruang gerak kita dibatasi olah virus yang tidak terlihat olah kita. 

Saya yang mengakhiri pendidikan sarjana tahun ini juga merasakan dampaknya dengan meniadakan wisuda karena virus corona, pengambilan ijazah pun diantar melalui ojek online. Lainhalnya dengan memperingati kemerdekaan bangsa Indonesia pun kita tidak merayakannya, lomba 17an yang biasanya banyak di lakukan di seluruh indonesia, namun sekarang semua sirna, ya memang tujuannya untuk tetap mencegah penyebaran virus covid 19. 

Merayakan hari raya idhul fitri pun saya hanya bisa sholat dirumah bersama keluarga, semua dilakukan secara virtual untuk saling memaafkan dan bercengkrama di situasi saat ini. Perayaan-perayaan natal dan tahun baru pun dibatasi dan dijaga sangat ketat oleh aparat kepolisian dengan TNI

Prilaku baru pun muncul untuk kita selalu memakai masker kapanpun, dimanapun kita melangkah dan mematuhi protokol kesehatan yang telah diberikan pemerintah. Prilaku itu menjadi sebuah kebudayaan baru yang harus diterima masyarakat untuk mecegah pencemaran virus corona, sedih bukan, ruang gerak kita dibatasi olah virus yang tidak terlihat olah kita. Semua sektor penggerak bangsa dapat diluluh lantakan sekejap, tidak tanggung-tanggung korban meninggal sebanyak 21.452 korban jiwa, dan 719.219 jiwa positif di Indonesia. (sumber satgascovid19.go.id diakses pada 29 Dec 2020). Banyak para pekerja yang dihentikan secara paksa karena perekonomian yang kian menurun.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun