Mohon tunggu...
Fauzi Muakhir
Fauzi Muakhir Mohon Tunggu... Mahasiswa - Muhammad Fauzi Muakhir

Ternak kuy

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Awal Mula Covid-19 di Indonesia

1 Agustus 2021   17:16 Diperbarui: 1 Agustus 2021   17:20 4850
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Awal Covid-19 di Indonesia

Pertama kali coronavirus (Covid-19) itu terjadi di kota Wuhan, provinsi Hubei, Cina, yaitu pada tanggal 31 Desember 2019. Hal itu dikonfirmasi oleh World Health Organizazion (WHO). Awal mula virus ini bisa disebut famili virus flu, yang dapat dikatakan mirip dengan virus Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) dan virus Middle East Respiratory Syndrome (MERS). Dikatakan mirip itu karena gejala-gejala yang muncul pada Covid-19 ini hampir sama dengan gejala yang muncul pada virus SARS dan virus MERS.

Awalnya pemerintah Indonesia mengatakan Covid-19 ini tidak akan masuk ke wilayah Indonesia, tapi siapa sangka pada tanggal 2 Maret 2020 pertama kali munculnya Covid-19 di Indonesia, yaitu ada dua orang WNI perempuan yang berusia 31 tahun dan ibunya yang berusia 64 tahun, karena perempuan 31 tahun itu bertemu dengan WN Jepang di sebuah klub di wilayah Jakarta. Hal itu pun langsung diumumkan oleh Joko Widodo selaku Presiden RI dan didampingi oleh mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Sesudah diumumkannya kasus pertama di Indonesia, pemerintah memerintahkan seluruh warga Indonesia untuk tidak terlalu panik, hal itu terjadi karena setelah adanya warga Indonesia yang positif Covid-19 banyak masyarakat yang berbelanja kebutuhan pokok secara berlebihan, mungkin itu dilakukan masyarakat karena takutnya pasokan kebutuhan pokok habis untuk antisipasi apabila pemerintah melakukan lockdown seperti negara-negara lain yang sudah terpapar Covid-19 ini, oleh karena itu pemerintah memerintah seluruh warga Indonesia untuk tidak panik dan berbelanja secara berlebihan atau panic buying. 

Tidak lama setelah itu pemerintah langsung membentuk tim satuan tugas penanggulangan Covid-19 (Satgas Covid-19) yang dipimpin langsung oleh Presiden. Tetapi, faktanya meskipun pemerintah sudah membentuk Satgas Covid-19 penularan Covid-19 ini sangat cepat. Dalam waktu 11 hari setelah ditemukannya kasus pertama, jumlah kasus positif Covid-19 mencapai 69 orang, 4 diantaranya meninggal dunia, dan 5 kasus sembuh.

Sejak itu Presiden memerintah pemda membuat kebijakan belajar dari rumah untuk seluruh pelajar dan mahasiswa di seluruh Indonesia, tidak hanya pelajar dan mahasiswa, Presiden juga memerintahkan kepada semua warganya untuk kerja di rumah bahkan ibadah juga di rumah, dan mulai muncul istilah baru yaitu pembatasan sosial (social distancing) dan mewajibkan memakai masker yang di harapkan dapat mencegah penularan Covid-19. 

Tetapi pada akhir bulan Maret angka positif di Indonesia terus meningkat, Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 melaporkan jumlah pasien positif covid-19 di Indonesia mencapai 1.406 orang dalam waktu kurang dari satu bulan, hal ini membuat banyak orang meminta pemerintah melakukan karantina wilayah atau bahkan lockdown.

Setelah melakukan banyak pertimbangan, akhirnya Presiden Jokowi menetapkan peraturan baru tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Peraturan ini dibuat sebagai langkah untuk memutuskan rantai penularan Covid-19. Tapi PSBB ini tidak di berlakukan kepada seluruh wilayah di Indonesia, hanya daerah-daerah yang angka positif Covid-19nya tinggi saja. 

Di dalam PSBB ini terdapat sanksi tegas untuk masyarakat yang melanggarnya, di buatnya sanksi ini di harapkan pencegahan penularan Covid-19 lebih efektif dan membuat efek jera bagi masyarakat yang telah melanggar.

Namun di berlakukannya PSBB ini, banyak masyarakat yang di rugikan terutama para pedagang dari berbagai sektor, karena sebagian jalan menuju tempat berdagang mereka di tutup, juga karena pengurangan pembeli dalam toko, dan ada batasan waktu berjualan. Sehingga tidak banyak dari mereka ada yang mengalami gulung tikar.

Meskipun pemerintah sudah memberlakukan berbagai peraturan untuk mencegah penularan kasus Covid-19, tetapi dilihat dari fakta di lapangan menunjukkan bahwa angka kasus Covid-19 di Indonesia ini tidak berkurang sedikitpun, yang ada setiap harinya jumlah kasus positif di Indonesia terus meningkat. Mungkin ini terjadi karena kurang sadarnya masyarakat untuk mematuhi peraturan yang sudah pemerintah terapkan dan bisa juga karena kurang siapnya pemerintah dalam menghadapi Covid-19 ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun