Mohon tunggu...
Ahmad Fauzi Manik
Ahmad Fauzi Manik Mohon Tunggu... Lainnya - Sumatera Utara

Jurnalis yang coba mengabarkan Sumatera Utara di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Segudang Prestasi namun Masih Diabaikan

20 Mei 2020   03:49 Diperbarui: 20 Mei 2020   08:07 131
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rizal Ramli /dok. Kompas

Tapi lebih dikarenakan Rizal Ramli tidak disukai oleh elite-elite dunia politik. Unsur yang turut memegang tampuk kekuasaan dan unsur yang dapat mempengaruhi kebijakan pengambil keputusan. 

Seperti kita ketahui bahwa dunia politik adalah dunia yang lekat dengan unsur kepentingan. Dan orang orang politik merupakan unsur dominan dalam lingkar pengambil keputusan. Yang karena itu, banyak keputusan yang dibuat mengikuti selera berdasarkan kepentingan politik, yang mana kepentingan itu seringkali merugikan bagi negara dan juga masyarakat.

Hal tersebut lah, yang tak dapat diterima alumni  ITB jurusan Fisika ini. Ia tak henti mengeluarkan kritik yang pedas. Kritik yang seringkali malah ditujukan kepada  pihak-pihak yang berada di dalam pemerintahan sendiri, pihak-pihak yang seharusnya menjadi koleganya. 

Kita tentu masih ingat bagaimana kritiknya terhadap Menteri BUMN, terkait niat Garuda yang berencana membeli pesawat untuk pasar jarak jauh yang dianggapnya tidak efisien dan cenderung merugikan. 

Selain itu, kita juga tentu masih ingat bagaimana  ia dan Wapres Jusuf Kalla - yang notabene atasannya- sempat berpolemik terkait dengan proyek listrik 35 ribu MW, yang dianggapnya tidak realitis dan penuh kepentingan.

Pria yang akrab disapa RR ini, dianggap tukang gaduh,  dianggap tidak beretika (dengan membawa persoalan-persoalan yang harusnya dibicarakan di kabinet ke ruang publik), dianggap tidak bisa bekerja sama, dan dibubuhi cap negatif lainnya oleh pihak-pihak yang merasa terusik kepentingannya.

Oleh karena itu, tekanan-tekanan politik kepada Presiden Jokowi pun  bermunculan, agar segera menggusurnya. Dan akhirnya -walau persepsi publik menilai apa yang dilakukan nya itu semua demi kepentingan bangsa- Presiden Jokowi tak kuasa menolak tekanan-tekanan politik, sehingga memutuskan untuk mengganti alias memberhentikannya. Ia hanya diberikan kesempatan menjabat dalam waktu sekitar 11 bulan. Waktu yang mungkin terlalu singkat untuk menghasilkan suatu perubahan. 

Satu lagi bukti bahwa Rizal Ramli tidak mengingkari hati nuraninya, walau berada dalam lingkar kekuasaan.

Suara kebenaran yang diucapkannya akhirnya membuat ia kehilangan jabatannya. Namun Hal itu tak membuat RR menjadi patah arang. Pria keturunan Minangkabau ini, tetap lantang menyuarakan kebenaran.

Ia juga membuktikan bahwa ia tak hanya jago dalam memberi kritikan, namun ia juga sekaligus memberi solusi dan masukan- masukan yang tepat kepada Pemerintah. Masukan yang sebenarnya bik dan bersifat membangun. 

Ia tidak menunjukkan amarah apalagi dendam. Ia tetap bersikap obyektif yang didasarkan atas kepentingan bangsa dan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun