Yogyakarta - Menjelang perayaan Idulfitri 1446 H, masjid-masjid di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) yang berada di jalur mudik dan wisata siap beroperasi 24 jam guna melayani para pemudik dan musafir. Program ini merupakan tindak lanjut dari seruan Menteri Agama RI Nasaruddin Umar dan Dirjen Bimas Islam selaku Ketua Umum Badan Kesejahteraan Masjid (BKM) Abu Rokhmad,, serta arahan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama DIY yang juga Ketua BKM DIY. Ahmad Bahiej.
Sebagai bentuk kesiapan, tim BKM DIY dan Kanwil Kemenag DIY dipimpin Kabid Urais Sa'ban Nuroni telah melakukan rangkaian silaturahmi dan monitoring ke sejumlah masjid strategis di wilayah DIY, mulai dari Kabupaten Gunungkidul, Kota Yogyakarta, Sleman, hingga Kulon Progo dan Bantul. Kunjungan ini bertujuan memastikan setiap masjid memiliki fasilitas yang memadai, nyaman, dan ramah bagi para musafir. Â
Masjid dengan Fasilitas Lengkap dan Pelayanan Prima Â
Di setiap lokasi, para takmir menunjukkan antusiasme tinggi dalam mendukung program ini. Beberapa masjid bahkan telah lama dikenal sebagai persinggahan favorit, dengan berbagai fasilitas seperti ruang istirahat, kamar mandi bersih, hingga sajian makan dan minum bagi musafir. Â
Di Gunungkidul, Masjid Al Ma'wa Putat Patuk menjadi salah satu contoh masjid yang siap menyambut pemudik dengan fasilitas lengkap, termasuk ruang menginap dan keamanan CCTV. Sementara itu, Masjid Al Musthofa Kerjo Ponjong terus berbenah dengan membuka TPA kedua dan bersiap menjadi pondok pesantren. Â
Di Kota Yogyakarta, Masjid Quwwatul Islam dengan desain unik perpaduan budaya Jogja-Banjar menjadi daya tarik tersendiri. Fasilitas lift, eskalator, dan parkiran basement membuatnya nyaman bagi musafir yang singgah. Masjid Al Huda di Gedongkuning juga terkenal karena buka 24 jam dengan air minum isi ulang gratis dan rutin menggelar pesantren Ramadan. Â
Sleman juga tak ketinggalan dengan keunikan Masjid Qolbun Salim Baitul Khidmat di Berbah yang menyediakan lima kamar penginapan dan sajian kuliner kembul bersama usai salat Jumat. Masjid An Nurumi di Kalasan dengan arsitektur mirip Kremlin Rusia menjadi ikon yang banyak dikunjungi musafir, termasuk wisatawan mancanegara. Â
Di Kulon Progo, Masjid Nurul Huda Temon yang terletak di pintu masuk DIY dari Jawa Tengah selalu menjadi persinggahan favorit karena dekat dengan Bandara YIA dan dilengkapi fasilitas parkir luas serta kamar mandi difabel. Masjid Muqorobin di Brosot, Galur, bahkan menyediakan aula pertemuan besar dan tiga kamar untuk menginap. Â
Sementara di Bantul, Masjid Mursyodullah di Pandak sering menjadi tujuan rombongan ziarah dengan bis besar. Masjid Al Husna Palbapang yang satu kompleks dengan Kantor Kalurahan terus membangun fasilitas secara swadaya. Masjid Syakirin di Jetis rutin mengadakan gotong royong kebersihan agar tetap nyaman bagi para musafir. Â
Komitmen Bersama Menuju Masjid Paripurna
Kabid Urais Kanwil Kemenag DIY, Sa'ban Nuroni, menyampaikan apresiasi atas dedikasi para takmir dalam menjaga kemakmuran masjid dan memberikan layanan terbaik kepada para musafir. "Masjid bukan hanya tempat ibadah, tapi juga rumah bagi setiap orang yang singgah. Kami memastikan masjid-masjid di DIY tetap terbuka 24 jam dengan fasilitas yang memadai, terutama menjelang Idulfitri," ujarnya. Â