Mohon tunggu...
fauziahrachmawati
fauziahrachmawati Mohon Tunggu... Guru - Guru yang suka menulis dan jalan-jalan

Pendidik yang senang membaca, menulis, jalan-jalan, dan nonton film

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menu Buka Puasa ala Singlelillah

17 April 2021   19:20 Diperbarui: 17 April 2021   19:24 907
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Yang singlelillah cuung!!!

Hehhe.. toss kitanya..

Ngomong-ngomong soal menu buka puasa, dulu sebelum pandemic biasanya pulang kerja saya langsung ke masjid. Mulai takjil, buka puasa, terawih, tidur di masjid, hingga sahur di masjid. Paginya ke kos, mandi, trus berangkat kerja. Pulang kerja gitu lagi. Jadi nggak mikir buka puasa apa, sahur apa, semua sudah pasrah ngikut apa yang disediain masjid.

Kalau pas nggak kerja, bisa menginap beberapa hari ke masjid. Pulang-pulang sebelum hari raya. Kalaupun ada buka bersama dengan teman, biasanya pulangnya ke masjid, tidur di sana juga.

Ya Allah kalau ingat ini rasanya mau nangis. Benar-benar kangen suasana masjid. Bawa baju, nginap di sana. Bukan karena makan gratis, bukan. Tapi lebih rasa nyaman saja, saat fokus ke Allah. Seharian mikir dunia, malam focus ke akhirat. Semoga pandemi berakhir.. benar-benar kangen itikaf beberapa hari di masjid hiks.

Sejak tahun 2011-2012, saya menemukan masjid yang nyaman. Masjid Abu Bakar Dieng. Nyaman tempatnya, nyaman temannya, nyaman lingkungannya.

Sebelumnya masih keliling itikafnya. Pernah sampai di Batu. Keliling masjid dengan beberapa teman. Pulang esokya setelah sholat Dhuha. Sejak bertemu masjid Abu Bakar, tiap tahun di sana terus. Nggak pindah-pindah. Hingga pandemic melanda. Masjid ditutup. Patah hati saya. Tapi ya sudahlah, sekarang lebih hening. Berdiam diri di rumah, ngobrol berdua sama Allah.

Saya benar-benar kangen masjid hiks hiks hiks.

Ehm.. daripada galau masjid, saya mau sharing menu buka puasa ala singlelillah. Menu anak rumahan yang nggak punya kompor. Bukan karena nggak bisa beli, tapi lebih pada belum mendapat restu orang tua buat beli.

Karena tinggal sendiri, takutnya saya lupa matiin kompor. Daripada resiko dan orang tua mikir. Jadi belinya nanti kalau sudah berkeluarga. Ehm.. harus nahan diri buat nggak beli dulu. Kadang meski kita udah hati-hati tapi kalau ortu nggak ridho biasanya akan terjadi something. Lha daripada daripada, lebih baik lebih baik. Saya tuh anaknya nurut dan malas rame. Jadi cari cara lain buat makan.

Alhamdulillahnya sebagai blogger, saya mendapat  beberapa peralatan masak listrik, kadang juga dikasih walimurid. Alhamdulillah berguna sekali.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun