Katamu semua perempuan sama, tak ada pengecualian.
Mereka merepotkan, sulit menerka maunya, ucapmu sedikit jengkel.
Aku tertawa dengan kebingungan yang mengitari kepalaku.
Kau membencinya? Tanyaku padamu.
Entahlah, mereka indah, namun aku tak pernah bisa memahaminya.
Sampai kapan? Tanyaku sekali lagi.
Kamu tersenyum atau mungkin menertawaiku tanpa menjawab apapun.
Hujanpun turun dalam heningnya malam, mengunci rapat suaramu.
Ingin rasanya berteriak dalam melodi hujan, membawa suaraku jauh dan menenggelamkannya.
Bahwa malam ini cahayaku redup.
Bahwa malam ini aku patah.
Bahwa malam ini aku ingin menjadi satu-satunya perempuan yang kamu sukai.
Hening, tak ada jawaban.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!