Berhenti menulis maka terhentilah aktifitas otak berpikir kreatif. Mungkin hanya itulah yang bisa dijadikan kambing hitam kenapa selama ini vakum posting di Kompasiana. Acap kali orang yang malas mempunyai berbagai alasan untuk lari dari kenyataan bahwa dia sedang malas.
Tak bisa dipungkiri selama berhenti menulis banyak kehilangan kontak teman-teman kompasianer yang dulunya sama-sama aktif menulis. Komen-komen di lapak yang di rindukan terkadang memanggil-manggil membuat jari gatal untuk menulis namun gagal dengan berbagai alasan.
Pada akhirnya takdirlah yang telah membawa saya kembali menulis satu artikel yang nyeleneh ini. Tidak lain hanya untuk mengumpulkan kembali semangat menulis dan memantau apakah masih ada teman seperjuangan yang beramai-ramai komen di lapak sebagai budaya untuk saling menyapa. Satu hal yang menjadi catatan penting untuk saya selama menulis ternyata ngeblog keroyokan itu salah satu cara mempertahanka mood menulis bagi pemula.
Sepertinya akan kembali menjadi pemula, memulai perjalanan di jagat kompasiana ini yang telah banyak berubah. Seperti tagline sebuah perusahaan BUMN, sepertinya kali ini saya akan memulai dari nol kembali. Belajar dari tahap menulis paling sederhana, mengatur postingan menjadi lebih menarik untuk di baca, dan berkunjung ke lapak tetangga untuk saling menyapa.
Kembali menjadi pemula di lapak sendiri setelah sekian lama di telah waktu. Semoga bisa menyemangati diri untuk kembali meramaikan jagat KOMPASIANA. Mohon bimbingannya teman-teman semua.Â
Salam hangat....
Malang, 20 Juli 2018 Â Â