Mohon tunggu...
Fauzan Hidayat
Fauzan Hidayat Mohon Tunggu... Lainnya - Profil Pribadi

Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan UI

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Mikroplastik: Plastik Kecil yang Menjadi Masalah Besar

19 April 2020   21:56 Diperbarui: 19 April 2020   22:17 1061
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Blue Planet II on BBC

Pencemaran dapat diartikan sebagai masuknya zat ke lingkungan yang mengubah sifat fisik, kimia, dan biologisnya sedemikian rupa sehingga berbahaya bagi organisme hidup. Dalam keadaan ini, zat-zat tersebut disebut sebagai polutan. (Prasad & Anuprakash, 2016).

Dampak lingkungan akibat aktifitas manusia sangat bervariasi dan kompleks karena modifikasi kondisi dan proses alam, yang kemudian terjadi perubahan komponen biotik dan abiotik lingkungan yang termodifikasi tersebut.

Salah satu pencemaran di masa modern ini diakibatkan karena permasalahan sampah plastik. Produksi plastik telah meningkat pesat sejak pengembangan industri besar-besaran dimulai pada awal 1950. Hampir semua aspek kehidupan sehari-hari melibatkan plastik.

Penggunaan utama dari plastik termasuk untuk pengemasan, gaya hidup yang termasuk peralatan rumah tangga, furnitur, olahraga, dan masih banyak lagi. Diestimasi sekitar 8 juta ton plastik dibuang ke laut per tahun dari daratan, dan 1%-nya terdiri dari mikroplastik saja (Jenna R. Jambeck et al., 2015).

Sampah plastik yang telah bertahun-tahun berada di alam lama-kelamaan akan mengalami pelapukan. Pelapukan plastik ini kemudian akan menghasilkan fragmentasi menjadi partikel-partikel berukuran kecil yang disebut mikroplastik.

Mikroplastik adalah pecahan plastik kecil di lingkungan dengan ukuran diameter kurang dari 5 mm. Ukurannya yang kecil juga membuat puing-puing ini sulit untuk dihilangkan dari lingkungan laut terbuka.

Dalam ekosistem laut, fauna dapat sangat terpengaruh oleh efek berbahaya dari mikroplastik. Mikroplastik yang dikonsumsi oleh hewan laut dapat mengganggu mengganggu kapasitas mereka untuk tumbuh, bereproduksi dan berfungsi secara normal. Zat berbahaya di dalam plastik mikro termasuk antimikroba, hidrokarbon dan flame-retardant, yang sering dapat mengurangi kesehatan dan keanekaragaman hayati.

Banyak penelitian telah dilakukan pada organisme akuatik mengenai dampak negatif dari mikroplastik pada kondisi kesehatan mereka. Misalnya, burung laut sangat rentan terhadap sampah mikroplastik, terutama plastik apung, yang dianggap mangsa karena terlihat seperti telur ikan.

Selain itu, telah diamati bahwa konsumsi oleh ikan dapat terjadi dengan sengaja di mana ikan keliru menggap mikroplastik sebagai makanan yang tersuspensi dalam air, atau tidak sengaja ketika mereka menelannya bersama dengan makanan.

Seperti yang dapat kita lihat bahwa plastik mikro dapat menciptakan kekacauan besar di antara organisme akuatik yang pada akhirnya dapat menyebabkan ketidakseimbangan seluruh ekosistem.

Tidak hanya berbahaya untuk hewan laut, mikroplastik juga dapat membahayakan manusia jika terpapar secara terus menerus. Mikroplastik yang telah terakumulasi dari ikan dan hewan laut, jika dikonsumsi oleh manusia juga dapat menurunkan kesehatan manusia, walaupun dengan risiko rendah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun