Ini terjadi 2 hari ini.
Memanfaatkan waktu liburan sekolah, saya putuskan untuk pergi ke Puskesmas. Seperti biasa penyakit anak-anak zaman sekarang, flu. Datanglah saya ke Puskesmas jam 10 dengan harapan Puskesmas sudah sepi dan tidak ada antrian. Terkejutlah saya ketika melihat kondisi Puskesmas yang penuh dengan warga yang berobat.
Ini adalah Puskesmas Kelurahan. Ada sekitar 6/7 RW disini. Saya langsung mengambil nomor antrian dan ternyata mendapatkan nomor 57. Tak pernah saya berobat dapat nomor 57. Saya berobat kesana dengan kartu Askes. Menunggulah saya selama hampir setengah jam baru kemudian di panggil oleh dokter. Setelah diperiksa, saya mengantarkan resep dokter ke apoteker. Tidak disangka, saya mendapat nomor urut 49 dalam mengambil obat. ckckckck. Seramai inikah Puskesmas?
Hari ini kembali saya datang. Saya meminta surat rujukan dari dokter. Sengaja saya datang lebih siang, dan ternyata masih ada antrian. Untungnya tidak terlalu lama menunggu, kemudian saya dipanggil dokter. Ditengah pemeriksaan, seorang petugas datang.
"Dok, tanda tangan dulu disini sama disini. Cepetlah" sambil menyerahkan beberapa berkas
"Aduh ini ribet gara-gara KJS ya"
"Iya ini ribet" petugas Puskesmas ini kemudian keluar
Ternyata KJS juga berdampak di daerah sini. Saya akui, daerah ini belum ada yang dapat KJS. Sehingga dari kemarin saya lihat, banyak berkas fotocopy KK disudut Puskesmas. Pasien pun ikut membeludag. Namun sayang, belum siapnya teknologi dan SDM menjadi penghalang.
Kekhawatiran saya juga kalau nantinya pasien atau warga pemegang KJS lebih diutamakan, maka asuransi-asuransi semacam Askes, Jamsostek bisa-bisa tidak laku. Saya khawatir ada perbedaan pelayanan antara pengguna asuransi kesehatan dengan KJS. Kesehatan kan seharusnya milik semua, bukan hanya orang tertentu.
Buat Mas Joko, saya akui programnya bagus. Tapi tolong perhatikan SDM dan kesigapan dan kesiapan pelayanan di Puskesmas. Anda bilang kalo sakit ringan jangan langsung ke Rumah Sakit, ke Puskesmas dulu. Tapi nyatanya di Puskesmas pun kondisinya sama saja. Penuh.
Apakah itu juga terjadi di daerah anda?