Mohon tunggu...
Fauzan AmaludinAlam
Fauzan AmaludinAlam Mohon Tunggu... Freelancer - Mahasiswa

Ordinary person

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Deradikalisasi Tak Perlu Mahal, Cukup dengan Tahlilan

20 November 2019   08:36 Diperbarui: 20 November 2019   09:55 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
jambi.tribunnews.com

Jelas untuk faktor yang satu ini tidak diragukan lagi mampu diselesaikan dengan tahlilan sebagai problem solving.

 Tips bagi Anda yang sedang demam (dompet terbenam) untuk segera cari tempat tahlilan, sebelum terpapar radikalisme. Minimal hari itu hidup Anda terjamin.

 Apalagi kalau tahlilan untuk orang meninggal. Biasanya bukan cuma sehari, insyallah tahlilan bisa menyambung nyawa Anda sampai tujuh hari ke depan.

 Bayangkan jika dalam sebulan ada empat tetangga Anda yang meninggal. Kan lumayan, gaji Anda sebulan bisa ditabung atau diinvestasikan. Keren kan? eh tapi jangan malah ngebom supaya banyak tahlilan.

  1. Eksklusivitas dalam ranah sosial.

Dalam dunia tahlil-mentahlil kita tidak bisa lepas dari kontak sosial dalam masyarakat. Minimal tetangga satu RT, bahkan satu RW atau satu kampung. 

Semakin sering ikut tahlilan semakin mengenal satu sama lain sehingga sulit adanya celah untuk lepas dari pantauan masyarakat. Artinya jika Anda bercita-cita menjadi teroris pasti tercium oleh tetangga.

 Bayangkan saja, pas mau ngerakit bom, eh diajak tahlilan. Sudah pulang tahlilan, mau tes daya ledak bom. Eh dikepoin sama tetangga. Mau hajatan ya mas? Loh ko hajatan. Lah itu nyalain petasan. Hiyahiya

  1. Salah pengajian

Faktor salah pengajian adalah yang paling menentukan di antara faktor-faktor yang lain. Karena di sana dilakukan proses brainwash cuci otak dan indoktrinisasi ideologi radikal dengan diiming-imingi imbalan bidadari surga.

 Kadang saya mikir, apa bidadari surga mau ya sama mereka? Udah mukanya gosong, kakinya ilang, kupingnya nggak ketemu.  Jadi kasihan sama bidadari, mereka dipaksa menikah dengan teroris. Padahal kan cinta tidak bisa dipaksakan toh? Hiks.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun