Mohon tunggu...
Pekik Aulia Rochman
Pekik Aulia Rochman Mohon Tunggu... Petualang Kehidupan Dimensi Manusia yang diabadikan dalam https://theopenlearner333.blogspot.com/

I can't do anything, I don't know anything, and I am nobody. But, I am An Enthusiast in learning of anything.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Allahu Akbar, Dunia Minggir Dulu! Takbiratul Ihram dan Maknanya yang Sering Kita Lupa

16 Maret 2025   15:25 Diperbarui: 17 Maret 2025   11:02 286
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Seseorang yang sedang sholat dari Orami.com. Sumber asli: Unsplash.com

Pendahuluan: Allahu Akbar, Dunia Minggir Dulu!

Kita sudah memasuki hari ke-16 di bulan Ramadan---bulan yang penuh berkah, di mana setiap detik bernilai pahala, dan setiap ibadah membawa keberkahan yang berlipat. Namun, di tengah rutinitas puasa, sahur, dan berbuka, ada satu ibadah yang sering kita lakukan tapi belum tentu benar-benar kita hayati: sholat. Sholat sering kali dianggap sebagai rutinitas harian. Bangun subuh dengan mata masih setengah terbuka, buru-buru berwudhu, lalu berdiri di atas sajadah dengan pikiran masih separuh terbang ke alam mimpi. Kadang, kita tidak benar-benar sadar bahwa sholat bukan sekadar menggugurkan kewajiban, tapi sebuah perjalanan spiritual yang bisa mengubah cara kita menjalani hidup.

Takbiratul Ihram, gerakan pertama dalam sholat, adalah pintu masuk menuju dunia yang berbeda---dunia di mana kita meninggalkan segala urusan duniawi dan berhadapan langsung dengan Allah. Namun, berapa kali kita benar-benar meresapi makna di balik kalimat "Allahu Akbar" saat memulainya? Atau jangan-jangan, kita sudah mulai sholat, tapi pikiran masih sibuk menghitung cicilan atau memikirkan menu berbuka nanti?

Kalimat "Allahu Akbar" bukan hanya sekadar seruan yang diulang-ulang tanpa makna. Dalam tasawuf, ini adalah deklarasi total bahwa hanya Allah yang memiliki kebesaran sejati, sementara kita, dengan segala kesibukan dan ambisi duniawi, hanyalah debu di tengah keluasan semesta. Takbir seharusnya menjadi tombol 'mute' bagi dunia. Begitu tangan diangkat dan takbir dikumandangkan, segala distraksi duniawi seharusnya tersingkir sejenak---tapi realitanya? Kadang yang terjadi justru sebaliknya: sholat malah jadi ajang brainstorming ide-ide random yang tak terpikirkan sebelumnya!

Dalam tulisan ini, kita akan membahas lebih dalam tentang makna dan filosofi di balik Takbiratul Ihram. Mulai dari makna bacaan, filosofi gerakan, hingga dampaknya terhadap kesadaran spiritual dan psikologis kita. Karena kalau kita bisa benar-benar memahami esensi Takbiratul Ihram, mungkin sholat kita tidak lagi sekadar ritual mekanis, tapi bisa menjadi momen transformasi diri yang sesungguhnya.

Jadi, siap untuk menyelami lebih dalam? Mari kita mulai dengan makna bacaan Takbiratul Ihram di bagian berikutnya!

Makna Bacaan Takbiratul Ihram: Allah Maha Besar, Tapi Seberapa Besar di Mata Kita?

Ketika kita mengucapkan "Allahu Akbar" dalam Takbiratul Ihram, apa yang sebenarnya kita rasakan? Apakah benar-benar ada perasaan bahwa Allah adalah yang Maha Besar, atau hanya sekadar bacaan yang sudah otomatis keluar dari mulut?

"Allahu Akbar" (اللَّهُ أَكْبَرُ ) secara harfiah berarti "Allah Maha Besar." Tapi besar dalam hal apa? Ukuran? Kekuatan? Kedudukan? Dalam perspektif Islam, kebesaran Allah bukan hanya dalam arti fisik, tetapi dalam seluruh aspek kehidupan. Dalam tasawuf, Takbiratul Ihram adalah deklarasi total bahwa tidak ada yang lebih besar dari Allah---termasuk ambisi, kekhawatiran, bahkan ego kita sendiri.

Deklarasi Tauhid dan Pelepasan Ego

Mengucapkan takbir seharusnya menjadi momen kita melepaskan dunia. Ini adalah pengakuan bahwa semua urusan duniawi, mulai dari pekerjaan, cicilan, hingga drama kehidupan, sementara harus diletakkan di luar sholat.

Ibn Qayyim al-Jawziyyah dalam Madarij al-Salikin menjelaskan bahwa ketika seseorang bertakbir, dia seharusnya merasa bahwa segala sesuatu di luar Allah menjadi kecil. Sayangnya, yang sering terjadi justru sebaliknya: tubuh kita berdiri di sholat, tapi pikiran kita malah sibuk merencanakan masa depan atau mengingat kenangan masa lalu. Takbiratul Ihram harusnya menjadi tombol reset, bukan sekadar isyarat untuk mulai membaca Al-Fatihah.

Takbir dan Kesadaran Spiritual

Dalam perspektif psikologi, ada konsep mindfulness, di mana seseorang benar-benar hadir dalam momen saat ini. Takbiratul Ihram, jika dilakukan dengan kesadaran penuh, sebenarnya adalah bentuk mindfulness yang paling tinggi. Saat kita berkata "Allahu Akbar," kita mengarahkan seluruh kesadaran ke satu titik: Allah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun