Mohon tunggu...
Faustina Helena
Faustina Helena Mohon Tunggu... Mahasiswa - Communication Student

Your life is as good as your mindset

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Perubahan Sosial: Mewujudkan Generasi Ibu yang Produktif

24 Maret 2021   15:47 Diperbarui: 24 Maret 2021   16:10 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: boxbrownie.com

Bagi wanita yang memutuskan untuk meniti karir, tentu aktivitasnya akan padat dan waktunya semakin terbatas. Namun, bagaimana dengan ibu rumah tangga? Apakah mereka tidak dapat melakukan banyak hal produktif selama di rumah? Mari kita simak pembahasan berikut ini.

Menjadi seorang ibu rumah tangga tentu tidak akan menghalangi kita untuk melakukan banyak hal. Profesi ibu rumah tangga yang identik dengan segala jenis pekerjaan rumah dapat dilakukan ketika didukung oleh sistem kerja yang baik. Sejatinya, menjadi seorang ibu rumah tangga adalah suatu pilihan bagi wanita untuk dapat memfokuskan diri terhadap kebutuhan rumah tangganya. Dengan waktu yang tidak terbatas, mereka dapat melakukan banyak hal produktif sembari menunggu suami pulang dari aktivitasnya di luar.

Kebutuhan rumah tangga yang semakin kompleks seringkali menyebabkan tekanan dan stress yang berlebih bagi seorang ibu. Banyaknya pekerjaan rumah, ditambah mengurus anak dan anggota keluarga menimbulkan kelelahan yang berujung kepada penurunan produktivitas. Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk meminimalisir tekanan tersebut adalah dengan mengeksplor kegiatan baru dalam meningkatkan kemampuan diri walau hanya di rumah. Memasak, menjahit, berolah raga, bercocok tanam, hingga membangun bisnis online merupakan hal produktif yang dapat dilakukan untuk mengisi waktu ketika berada di rumah. Selain dapat meningkatkan produktivitas, hal tersebut juga dapat mengurangi tekanan emosi dalam diri seorang ibu.

Dari artikel yang ditulis oleh Tsurayya Zain (2019) profesinya sebagai ibu rumah tangga menyebabkan aktivitasnya semakin padat. Ada kalanya ia tidak dapat menyeimbangkan rutinitas pekerjaan dengan waktu pribadi ketika berada di rumah. Tekanan pun muncul karena kondisi rumah yang penuh dengan barang. Ia mengaku bahwa kegemarannya dalam berbelanja mengakibatkan terjadinya penumpukan barang yang tidak terkontrol sehingga memicu stress yang berlebih. Dari kasus tersebut, perubahan gaya hidup pun terjadi. 

Ia mencoba melakukan proses decluttering, meningkatkan manajemen perdapuran, hingga membuat jadwal untuk kegiatan pribadi. Perubahan hidup yang dialami oleh Tsurayya Zain menjadi pedoman bagi ibu rumah tangga lainnya untuk dapat keluar dari zona nyaman demi proses meningkatkan produktivitas dan memulai kebiasaan baru. Perubahan gaya hidup dari konsumtif menjadi minimalis ini akan membangkitkan aura positif bagi mereka yang melakukannya.  

sumber: boxbrownie.com
sumber: boxbrownie.com
Setiap manusia pasti mengalami proses perubahan sosial dalam hidupnya. Perubahan ini didukung oleh berbagai macam faktor yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang sedang dialami. Hal tersebut juga berlaku bagi seorang ibu rumah tangga yang memilih untuk tetap produktif di rumah sembari menerapkan gaya hidup minimalis. Dalam teori perubahan sosial, Wilbert More dalam Goa, L. (2017, h. 54) menjelaskan bahwa perubahan sosial terjadi sebagai suatu perubahan penting dalam keseluruhan sistem sosial, pola-pola perilaku dan interaksi manusia yang di dalamnya terdapat perubahan norma, nilai, dan fenomena kultural. Oleh karena itu, perubahan sosial ini dapat disimpulkan sebagai perubahan pada kehidupan manusia dari fenomena sosial yang sedang terjadi.

Adapun teori perubahan sosial yang terkait dengan pembahasan ini adalah teori evolusi. Teori ini menjelaskan bagaimana evolusi dapat memengaruhi sistem kerja seseorang. Terjadinya transformasi masyarakat merupakan salah satu bentuk dari teori evolusi. Dalam bidang pekerjaan, ibu rumah tangga merupakan profesi mulia yang menjadi pilihan bagi wanita yang telah menikah. Tidak semudah yang dibayangkan untuk mereka dapat mengerjakan dan mengatur segala manajemen di dalam rumah. Tidak hanya kebutuhan rumah dan dapur, mereka juga harus berusaha dalam mengasuh anak dan menyiapkan segala kebutuhan anggota rumah tangga. Apakah profesi ini dapat dipandang sebelah mata? Tentu saja tidak.

Seiring dengan perkembangan globalisasi dan teknologi, banyak hal yang berubah dalam sistem kehidupan manusia. Saat ini tengah populer bagaimana masyarakat mulai menerapkan gaya hidup minimalis. Proses penerapan gaya hidup minimalis dapat menjadi kegiatan produktif yang bisa dilakukan oleh para ibu di rumah. Produktivitas dapat meningkat ketika lingkungan dan kondisi rumah juga mendukung. Oleh karena itu, kegiatan produktivitas di rumah dapat dilakukan dengan proses decluttering secara rutin. Kegiatan ini dapat dikerjakan bersama oleh seluruh anggota keluarga. Selain meningkatkan produktivitas, kegiatan tersebut juga dapat meningkatkan kedekatan dan kolaborasi antar anggota keluarga. Produktivitas bukan berarti melakukan pekerjaan tanpa henti, namun bagaimana mereka dapat memanfaatkan waktunya untuk hal yang bermanfaat, baik untuk diri sendiri maupun orang lain.

Daftar Pustaka

Goa, L. (2017). Perubahan Sosial dalam Kehidupan Bermasyarakat. SAPA-Jurnal Kateketik dan Pastoral, 2(2), 53-67.

Zain, T. (2019). Jadi Mom Super Sibuk? Hidup Minimalis Solusinya!. Diakses dari https://www.tsurayyazain.com/2019/12/jadi-mom-super-sibuk-hidup-minimalis.html

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun