Mohon tunggu...
Money

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Riau pada 2018

13 Maret 2019   01:38 Diperbarui: 13 Maret 2019   01:56 1369
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar: Ranahriau.com

Perekonomian merupakan suatu bidang yang memiliki peranan penting dala proses pembangunan nasional. Untuk melihat maju atau tidaknya suatu Negara sangat tergantung pada bidang ekonominya, untuk itu pembangunan dalam bidang ekonomi lebih diutamakan. Provinsi Riau merupakan salah satu provinsi yang termasuk 5 provinsi yang memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tertinggi di Indonesia.  

Di tahun 2018 PDRB Riau masih memasuki urutan kelima rangking nasional, bahkan predikat yang sama sudah disandang Riau selama 5 tahun kebelakang bahkan lebih. PDRB Riau juga merupakan yang terbesar diluar pulau jawa dengan angka mencapai Rp. 755,2 T, dari angka tersebut Riau mampu berkontribusi sebesar 5,04 % terhadap PDB nasional ditahun 2018. 

Sektor migas sebagai sumber penggerak utama perekonomian Riau masih mendominasi, namun demikian kedepan provinsi Riau tidak dapat terus bergantung dengan sektor migas sebagai penggerak utama perekonomian. 

Perlu ditemukan substitusi sektor lainnya yang mampu mendorong pertumbuhan perekonomian Riau secara berkelanjutan. Dalam periode tahun 2018 pertumbuhan ekonomi Riau tercatat lebih rendah jika dibandingkan dengan tahun 2017. 

Jika dilihat PDRB secara total dengan menghitung sektor migas perekonomian Riau tumbuh melambat dari 2,68% yoy ditahun 2017 menjadi 2,34% ditahun 2018. Pola yang sama jika mengeluarkan sektor migas ekonomi Riau juga tumbuh melambat menjadi  3,95% yoy dari sebelumnya 4,57% yoy ditahun 2017. (BI)

Perlambatan pertumbuhan ekonomi Riau ditahun 2018 disebabkan antara lain dengan lambatnya kinerja empat sektor utama yaitu :

Sektor Pertanian, sektor ini tumbuh melambat sebesar 4,37% yoy dari tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,28% yoy. Melambatnya sektor pertanian disebabkan oleh tidak diperbolehkannya perusahaan untuk melakukan ekspansi dan penanaman kembali  dilahan-laha perkebunan terutama yang berada diarah fungsi lindung ekosistem gambut, yaitu sesuai dengan peraturan menteri lingkungan hidup.

Sektor Industry, pengolahan sektor ini tumbuh melambat cukup dalam, yaitu dari 5,51% yoy ditahun 2017 menjadi sebesar 3,53% ditahun 2018. Perlambatan tersebut disebabkan oleh turunnya prooduksi pertanian  yang menjadi bahan baku pengolahan  tumbuhnya volume ekspor CPO 2,69% yoy dan Uni Eropa sebesar 14,32%. 

Hal ini sejalan dengan menurunnya perkiraan pertumbuhan ekonomi Negara mitra dagang dan menurunnya harga CPO maupun TBS sekitar 14%. Turunnya permintaan dan harga komoditas CPO maupun TBS mengakibatkan ekspor luar negeri provinsi Riau pada tahun 2018 terkontraksi sebesar 0,29% yoy dari yang sebelumnya tumbuh sebesar 5,06% yoy ditahun 2017. 

Selain itu menurunnya kinerja industry pengolahan dan ekspor juga berdampak terhadap melambatnya konsumsi rumah tangga dari 4,55% yoy ditahun 2017 menjadi 3,3% yoy ditahun 2018.

Sektor Konstruksi, ditahun 2018 sektor konstruksi tumbuh sebesar 5,46% yoy tercatat lebih rendah jika dibandingkan  dengan tahun 2017 yang tumbuh sebesar 5,92% yoy, melambatnya pertumbuhan di sektor kontruksi dipeengaruhi oleh turunnya realisasi belanja modal pemerintah yang tercermin dari banyaknya tunda bayar proyek ditahun 2018. 

Hal ini antara lain karena tidak adanya ketersediaan anggaran pemerintah daerah serta penurunan realisasi belanja modal tersebut merupakan dampak dari ketiadaan dana sisa lebih pembiayaan anggaran dan masih belum disalurkannya dana bagi hasil tahun 2017. Yang seharusnya disampaikan di tahun 2018. 

Kondisi ini juga berpengaruh terhadap perlambatan pertumbuhan konsumsi pemerintah dari sebelumnya 2,83% ditahun 2017 menjadi 0,44% ditahun 2018.

Sektor Pertambangan, sektor ini tercatat masih mengalami kontraksi meskipun membaik jika dibandingkan ketika tahun 2017, yaitu dari kontraksi sebesar 6,25% yoy menjadi kontraksi sebesar 5,48% yoy ditahun 2018. Membaiknya sektor pertambangan utamanya disebabkan oleh meningkatnya harga komoditas. 

Namun demikian jika dilihat dari sisi lifting masih tercatat lebih rendah yaitu rata-rata 240bbl/hari ditahun 2017, sekarang maksimum menjadi 220bbl/hari ditahun 2018.

Meskipun empat sektor utama mengalami perlambatan, namun ekonomi Riau tetap dikatakan optimis dengan meningkatnya sektor perdagangan dan investasi. Tahun 2018 sektor perdagangan tumbuh sbesar 6,44% yoy lebih tinggi dibandingkan tahun 2017 sebesar 6,37% yoy. 

Meningkatnya pertumbuhan sector perdagangan direalisasikan oleh belanja pemerintah, dan meningkatkanya aktivitas partai politik dalam rangka menuju Pemilu 2019.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun