Mohon tunggu...
fatmawati
fatmawati Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - pelajar/mahasiswa

make up, memasak dan membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen | Sad

16 Mei 2022   14:09 Diperbarui: 16 Mei 2022   14:34 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seng.. Seng...! Sepertinya ibuku sedang masak nasi goreng hingga aromanya sangat menyengat di hidungku. Buktinya sampai bisa membuatku terusik hingga  terbangun dari mimpi panjangku. Pagi ini aku masih terdiam di peraduan karena kegiatan sehari-hari ku ya cuma itu-itu saja, dan aku menolak untuk beranjak dari tempat peraduanku, karena aku yakin dunia mimpi lebih indah dari dunia nyata.\

Hingga akhirnya aku terbangun akibat teriakan di telingaku. "Bangun......rezekinya sudah dipatok ayam tuh!" Rupanya ibu yang teriak ditelingaku. "Baik ibu" Ucapku yang segera bangkit sembari mengambil handuk untuk mandi.

Selesai mandi, aku tidak lupa memoles wajahku dengan sedikit make up karena aku ada janji bertemu dengan seorang, ya.. dia kekasihku Reza. Dia seorang mahasiswa di salah satu Universitas, dia sangat baik apapun yang aku mau pasti ia penuhi. Ah... sudahlah lupakan saja, Niatku ingin bertemu denganya hari ini hanya sekedar menjemput motorku yang telah ia perbaiki.

Sebelum itu aku masih duduk di sofa, sembari menunggu adikku yang mau ikut. Setelah adikku sudah siap aku bergegas untuk berangkat. Namun Setelah aku berangkat tiba tiba ditengah perjalanan aku dapat telepon dari kekasihku, "Halo.. ini benar dari keluarganya reza? ingin memberi tahu bahwa reza kecelakaan dan sudah meninggal ditempat". 

Suara dibalik telepon tersebut ternyata bukan dia, namun orang lain yang memberi kabar. Aku tidak menyahut satu katapun badanku gemeteran, perasaanku sudah amburadul tak karuan, apa benar kekasihku sudah meninggal? Bukankah ia akan menemuiku hari ini? Hati ini terus bertanya -tanya seakan tidak percaya akan kejadian hal ini.

TAMAT...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun