Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Jeda Antara Pena

13 Juni 2025   14:15 Diperbarui: 13 Juni 2025   14:15 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dalam hening selepas sidang manaqosah,
ada ruang sunyi seluas sukma,
dengan pena jatuh di atas kertas,
menanti jejak huruf yang belum tertulis.

Pena meragu
"Apakah kata mampu menambal petualangan doa?"
Sementara kitab terdiam berkali lipat,
menyimpan bisik suci di sela tulisannya.

Di tengah jeda ini,
suaraku mulai menembus dinding kefakiran:
tasbih yang berderai di dada,
sehabis nafas panjang menunaikan janji kalam.

Aku mengangkat pena lembut
menuangkan rasa
syukur, kelegaan, dan seribu harapan,
yang terlontar dari setiap sujud terakhir.

Kitab menghela bisiknya halus
mengarahkan pena menyentuh makna
setiap garis bukan sekadar kata,
tapi pendar cahaya yang layak disyukuri.

Saat pena dan kitab berpeluk di halaman terakhir,
lahir syair yang bukan cuma goresan tinta
tapi gema hati,
yang kini siap melangkah kembali dengan hikmah baru.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun