Mohon tunggu...
Siti Fatmawati
Siti Fatmawati Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswi

Menulis dan menuangakan isi pikiran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perjuangan Ibu Fatmawati dalam Memperjuangan Bendera Merah Putih

2 Desember 2022   22:58 Diperbarui: 2 Desember 2022   23:10 829
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pada tanggal 17 Agustus 1945, pertama kali Saka Merah Putih dikibarkan, proklamasi dibacakan oleh Ir, presiden pertama Republik Indonesia. Sukarno.Fatmawati adalah penjahit bendera Pusaka.Fatmawati adalah istri Presiden Soekarno.Fatmawati adalah juga menjadi saksi perjuangan kemerdekaan Indonesia saat itu. 

Biografi Singkat Fatmawati, Penjahit Bendera Pusaka Pertama Fatmawati Soekarno lahir pada tanggal 15 Januari 1923 di Pasar Padang Bengkulu, dan meninggal pada tanggal 14 Mei 1980. Beliau adalah orang pertama yang menjahit bendera Merah Putih. Ia adalah anak dari Siti Chadidjah dan Hassan Din. 

Menurut buku Sejarah Prof. Dr. Habib Mustopo dkk, Fatmawati bersekolah di SMK dan Hollandsch Inlandsche School (HIS ).Fatmawati pernah menjadi pengurus Nasyiatul Aisyiah dan sudah lama berorganisasi. Tahun 1938 bertemu dengan Soekarno. keputusan tinggal di Jakarta. Kisah Haru Tentang Menjahit Bendera Pusaka Fatmawati membuat bendera Merah Putih pertama kali pada tahun 1944. Buku Ziarah Sejarah yang disusun oleh Hamid Nabhan menyebutkan bahwa Sang Saka Merah Putih terbuat dari kapas Jepang dan berukuran 274 x 196 cm.

Fatmawati, seorang wanita tangguh, menggunakan mesin jahit Singer yang ia operasikan dengan tangan untuk menjahit bendera Merah Putih. Ia sedang hamil tua saat itu, dan dokter menyarankan agar ia tidak menggunakan kakinya untuk mengoperasikan mesin jahit.Menurut pada buku Kukuh Pamuji Meneliti Museum Istana Kepresidenan Jakarta, tugas menjahit bendera itu hanya bisa diselesaikan dalam waktu dua hari karena kondisi fisik Fatmawati, antara lain sedang hamil tua dan memiliki bendera berukuran besar. 

Sejumlah kutipan dari penjahit bendera Pusaka bisa ditemukan. dalam buku Berkibarlah Benderaku karya Bondan Winarno. Seperti saat Fatmawati dalam keadaan haru, menangis dan bercerita tentang bagaimana dia hamil tua saat menjahit. Fl Merah Putih ag pertama kali dikibarkan oleh Latief Hendraningrat, Suhud Sastro Kusumo, dan SK Trimurti pada saat Proklamasi Kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 56 (sekarang Jalan Proklamasi), Jakarta. Berkali-kali saya menitikkan air mata di atas bendera yang saya jahit, Jelang kelahiran Guntur, ketika usia kandungan sudah mencapai bulannya, dan saya

Bendera ini baru dikibarkan pada 17 Agustus 1946 hingga 1968. Bendera Pusaka sudah tidak berkibar sejak 1969 karena sobek, namun masih dikibarkan di Istana Merdeka. Bendera Merah Putih merupakan bendera negara. simbol.Selain itu, makna semiotik-filosofis yang berani dan suci dari bendera berfungsi sebagai sumber kebanggaan bagi warga negara Indonesia. 

Di balik garis merah putih adalah sejarah kemerdekaan Indonesia. Penjahit bendera pusaka ini juga mencerminkan sejarah kemerdekaan Indonesia. Fatmawati , seorang wanita asal Indonesia, adalah orang yang menjahit bendera tersebut, menghidupkan proklamasi kemerdekaan Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945, dengan pengibaran bendera. Kain dua warna yang kemudian dijahit menjadi sebuah bendera yang sangat disakralkan oleh bangsa Indonesia meskipun bendera tersebut tidak sesuai dengan ukuran yang seharusnya. Nama Fatmawati pun tercatat dalam sejarah sebagai wanita penjahit panji harta karun. 

Soekarno dan istrinya Fatmawati ikut berdiskusi tentang bendera yang bisa mewakili Indonesia sebelum Indonesia merdeka. Keduanya menginginkan agar Indonesia memiliki bendera yang terbuat dari bahan dan ukuran yang sesuai. Selain itu, Soekarno menyarankan agar perempuan yang akrab disapa Ibu Fat itu segera mendapatkan bantuan. pergi.Ny. Fat pun tak bingung. Ia meminta bantuan seorang pemuda bernama Chairul Bahri untuk mencari bahan bendera dari Shimizu, seorang selebriti Jepang yang mendukung kemerdekaan Indonesia. 

Semua itu dilakukan karena bahan bendera sulit didapat saat itu. Apalagi, saat itu. Jepang berpartisipasi dalam Perang Dunia II. Kain menderita. Jepang bertanggung jawab bahkan jika ada. Keputusan Ibu Fatmawati untuk mencari bantuan sangat bagus. Shimizu berhasil membujuk penjaga gudang Jepang. Fatmawati tidak puas bermain. Nyonya . Fatmawati berhasil menjahit beberapa helai kain menjadi Bendera Merah Putih karena kesaktian Shimizu. 

Sesuai permintaan Shimizu, ia langsung menjahit bendera itu di Rumah Penggembalaan. Aku berbalik mengambil bendera yang kubuat saat Guntur masih di dalam kandungan, satu setengah tahun yang lalu, ketika saya hendak keluar pintu ketika saya mendengar teriakan bahwa bendera belum ada. Salah satu orang yang hadir di depan kamar tidur saya menerima bendera dari saya. 

Mas Diro (Sudiro, mantan Wali Kota DKI), Suhud, dan Kolonel Latief Hendraningrat tampaknya ada di antara mereka, menurut saya. Menurut penjelasan Fatmawati dalam buku Catatan Kecil Bersama Bung Karno (2016), "Bung Karno adalah orang pertama yang disusul oleh Bung Hatta, kemudian saya."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun